CERITA UMKM GUNUNGKIDUL DI DISKUSI KELOMPOK PCPS GMKI, DARI DAPUR TRADISIONAL HINGGA KE PANGGUNG GLOBAL

Gunungkidul TV – Diskusi kelompok terbatas yang digelar Pengurus Cabang Perkumpulan Senior (PCPS) GMKI Yogyakarta menghadirkan beragam sosok Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih, akademisi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, hingga pelaku UMKM lokal.

Mereka berbicara dengan bahasa yang sama mimpi tentang Gunungkidul yang lebih berdaya melalui UMKM. “Bersama rakyat yang berdaya, menjadikan Gunungkidul mandiri, dan bermartabat di panggung dunia,“ ucap Bupati Endah dengan semangat yang seolah menular pada peserta diskusi.

Bagi Endah, jalan menuju kemandirian itu dimulai dari hal-hal sederhana akses air bersih, listrik, telekomunikasi, hingga jalan yang layak. Infrastruktur bukan sekadar beton dan kabel, tapi fondasi bagi lahirnya usaha kecil yang kuat.

Dari sisi teori, Pristanto Silalahi, dosen ekonomi Atma Jaya, menambahkan perspektif akademis. Menurutnya, UMKM perlu belajar mengubah produk tradisional menjadi bernilai global. “Ketika produk lokal dipasarkan ke luar negeri, itu bukan hanya soal dagang. Itu juga cara kita memperkaya kualitas SDM,“ jelasnya. Namun di balik gagasan besar itu, ada kisah sederhana seperti yang diceritakan Sunyoto SH., Ketua PHRI Gunungkidul. Ia menunjuk sego berkat sebagai contoh bagaimana tradisi bisa membuka peluang ekonomi. “Makanan ini lahir dari budaya syukuran. Kini kita bisa menjadikannya identitas kuliner Gunungkidul yang layak dipromosikan ke dunia,” tuturnya sambil tersenyum.

Aroma nasi hangat bercampur suwiran daging sapi, oseng tempe, abon kelapa, dan bihun yang dibungkus daun jati memenuhi udara di Resto & Homestay Taman Lumbung, Karangmojo, Jumat (12/09/2025). Itulah pernyataan Sunyoto owner Sego Berkat Kuliner Bu Tiwi Tan Tlogo sajian sederhana namun penuh makna yang sering menemani momen syukuran masyarakat Gunungkidul. Sego berkat tidak hanya hadir sebagai santapan tapi juga simbol, simbol bahwa tradisi bisa menjadi jalan menuju inovasi, bahkan pintu masuk ke pasar global.

Bagi pelaku UMKM, harapan itu terasa nyata. Dari dapur-dapur kecil, dari olahan tangan yang setia menjaga resep keluarga, mereka membayangkan produknya suatu hari bisa dikenal hingga mancanegara.

Diskusi di Karangmojo itu mungkin hanya berlangsung beberapa jam, namun menyisakan semangat panjang bahwa Gunungkidul tidak kekurangan ide, hanya butuh keberanian untuk membawa kekayaan lokalnya melangkah lebih jauh. (Red)

__Terbit pada
September 12, 2025
__Kategori
News