DRAMA DI LAPANGAN CABOR TIM BASKET PORDA DIY XVII, KONTINGEN GUNUNGKIDUL DIDISKUALIFIKASI MESKI TAMPIL APIK

Gunungkidul TV – Sore itu, suasana GOR Siyono begitu riuh. Penonton bersemangat menyaksikan laga seru antara tim basket Gunungkidul melawan Bantul dalam ajang PORDA DIY XVII 2025. Sorak-sorai mendukung para pemain terdengar lantang, apalagi sejak kuarter pertama dimulai, tim Gunungkidul menunjukkan permainan impresif yang membuat decak kagum banyak pasang mata.

Namun, siapa sangka, drama besar justru terjadi bukan karena sengitnya adu skor, melainkan dari persoalan administrasi. Menjelang akhir kuarter pertama, tim Bantul melayangkan protes resmi kepada panitia pertandingan. Alasannya: beberapa pemain Gunungkidul disebut tidak membawa ID card syarat mutlak bagi atlet untuk bisa bertanding sesuai regulasi resmi. “Awalnya panitia memberi kelonggaran. Pemain tetap boleh melanjutkan pertandingan, sementara official diminta segera melengkapi ID card,” tutur seorang penonton yang menyaksikan langsung jalannya laga.

Sayangnya, kelonggaran itu tak bertahan lama. Protes semakin menguat, dan sesuai aturan ketat yang berlaku, panitia akhirnya memutuskan mendiskualifikasi tim basket Gunungkidul. Keputusan ini sontak membuat tribun bergemuruh. Ada yang kecewa, ada yang menyayangkan, tapi tak sedikit pula yang tetap memberikan tepuk tangan dukungan bagi tim kebanggaan Gunungkidul.

Salah satu pemain Gunungkidul, dengan wajah masih berkeringat, mencoba menenangkan diri. “Kami sudah all out di lapangan. Rasanya sayang sekali harus berhenti karena hal teknis, tapi kami akan jadikan ini pengalaman berharga,” ujarnya.

Sementara itu, official tim basket Gunungkidul pun mengungkapkan rasa kecewanya. “Anak-anak sudah menunjukkan permainan terbaiknya. Soal ID card ini memang kelalaian kami, dan kami akui itu. Ke depan, kami pastikan hal seperti ini tidak akan terulang,” katanya dengan nada tegas.

Meski harus menelan pil pahit karena kalah tanpa menyelesaikan pertandingan, satu hal yang tak bisa dipungkiri: performa Gunungkidul di lapangan tetap meninggalkan kesan. Permainan cepat, strategi rapi, dan semangat pantang menyerah membuat publik yakin bahwa anak-anak muda dari Bumi Handayani punya potensi besar di masa depan.

Kekecewaan memang nyata, tetapi di baliknya ada pelajaran penting. Administrasi dan aturan pertandingan bukan sekadar formalitas; ia adalah pintu masuk sahnya perjuangan di lapangan. Bagi tim basket Gunungkidul, insiden ini bisa jadi cambuk motivasi untuk tampil lebih siap, lebih solid, dan tentunya lebih kompak di laga-laga berikutnya.

Dan yang pasti, dukungan masyarakat tetap mengalir. “Mainnya keren kok, jangan patah semangat!” begitu pesan yang banyak terdengar dari para penonton. Sebab, dalam olahraga, bukan hanya soal menang dan kalah, tapi juga tentang semangat, sportivitas, dan kebanggaan membawa nama daerah. (Red)

__Terbit pada
September 13, 2025
__Kategori
News