Gunungkidul TV – Dua laga panas sepakbola putra dalam gelaran PORDA XVII DIY 2025 benar-benar menyedot perhatian publik. Sorak-sorai penonton bercampur riuh protes, euforia gol, hingga drama penuh emosi yang mewarnai lapangan hijau.

Pertandingan antara kontingen Kabupaten Gunungkidul menghadapi Kabupaten Bantul menjadi salah satu laga paling menegangkan. Sejak menit awal, duel berjalan keras dengan tensi tinggi. Sorakan suporter tuan rumah memberi energi tersendiri bagi Gunungkidul, namun di sisi lain sempat memantik kekecewaan dari kubu Bantul.

Protes keras datang dari pemain dan official Bantul yang menilai keputusan wasit cenderung lebih berpihak pada tim tuan rumah. Ketegangan sempat mewarnai jalannya laga, namun akhirnya pertandingan bisa dilanjutkan dengan penuh sportivitas. Skor akhir 1-1 menegaskan betapa kedua tim sama-sama ngotot hingga peluit panjang berbunyi.

Berbeda dengan laga pertama yang sarat drama, pertandingan antara Sleman melawan Kulon Progo justru menjadi panggung unjuk gigi bagi anak-anak muda Sleman. Dengan performa impresif dan serangan yang tak terbendung, Sleman tampil perkasa dan menutup laga dengan kemenangan telak 6-0. Hattrick peluang, umpan matang, dan penyelesaian klinis benar-benar memperlihatkan dominasi mereka di lapangan.

Hasil dua pertandingan ini semakin memanaskan persaingan menuju babak berikutnya. Dukungan suporter kian membahana, atmosfer stadion makin terasa membakar semangat para pemain. Pertanyaannya kini, siapa yang akan melangkah ke partai puncak?

Yang jelas, PORDA XVII DIY 2025 bukan hanya soal menang atau kalah. Lebih dari itu, ia adalah panggung kebanggaan, sportivitas, sekaligus ruang untuk mengukir mimpi para atlet muda DIY di dunia sepakbola. (Red)