
GUNUNGKIDUL DI TAHUN 2024 BUTUH SOSOK BUPATI HUMANIS DAN KOMUNIKATIF
Gunungkidul TV – Perjalanan saya kedelapanbelas kapanewon untuk silaturahmi dan “ngaruhke” teman-teman, ada dua hal yang saya dapatkan diseluruh lokasi kunjungan saya. Mereka semua humanis dan “ngewongke” lalu gaya komunikasi masyarakat Gunungkidul itu hangat.
Tulisan ini saya buat hanya sebagai catatan pribadi namun semoga bisa terbaca para calon calon pemimpin Gunungkidul kedepan. Seperti yang saya sampaikan di atas bahwa humanis dan komunikatif adalah kekayaan peradaban Gunungkidul yang harus dijaga dan dimiliki setiap warga, apalagi bagi para pimpinan di Gunungkidul saat ini dan saat yang akan datang.
Humanis maknanya, mampu memperjuangkan dan mendambakan pergaulan yang baik, tidak otoriter tidak gampang marah dan tidak suka adu jotos, sumeh marang liyan. Sementara komunikatif maknanya, mengedepankan bertukar gagasan dan ide, memberi masukan dan bisa menerima masukan serta tidak anti kritik, tidak menutup telinga saat situasi riuh dalam perdebatan. Idealisme yang dimiliki tidak kaku namun lentur dan proporsional. Gaya komunikasinya lembut, mendengarkan pembicaraan orang sambil memperhatikan dan “ngewongke” lawan bicara.
Itu yang saya dapatkan disemua tempat saat saya berkunjung ke 18 kapanewon, bahkan penjual HIK (Hidangan Istimewa Kampung) yang biasa saya tongkrongi pembawaan pribadi penjualnya sangat baik dan hangat gaya berkomunikasinya. Saya jadi kebayang seandainya bisa seperti ini dan jadi peradaban, saya kira orang diluar Gunungkidul akan merasa nyaman berkunjung ke Gunungkidul dan tentu warga Gunungkidul sendiri menjadi bangga punya peradaban yang luhur itu. Apalagi hal ini dimiliki dan menjadi kekayaan pribadi pemimpin Gunungkidul kedepan.
Serambi Rumah Sambil Ngopi
Arif Darmawan – Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Gunungkidul