
HARI JADI GUNUNGKIDUL 195 TAHUN, MENGURAI JEJAK SEJARAH DI BALIK HARI JADI 4 OKTOBER
Gunungkidul TV – Kabupaten Gunungkidul di tahun 2025 menjadi tahun kedua Pemkab memperingati Hari Jadinya di tanggal 04 Oktober 2025. Mulai Jum’at (04/10/2024) yang lalu menjadi momentum bersejarah karena untuk pertama kalinya Kabupaten Gunungkidul memperingati yang sebelumnya setiap 27 Mei.
Perubahan ini bukan sekadar memindahkan tanggal peringatan dari 27 Mei, melainkan hasil kajian panjang atas jejak administratif dan historis yang mengungkapkan asal-usul kabupaten ini secara lebih autentik.
Menelusuri Akar Nama Gunungkidul
Nama Gunungkidul telah hadir jauh sebelum kabupaten ini terbentuk secara formal. Dalam naskah klasik seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Kandha, kawasan ini disebut sebagai Pajang Kidul bagian dari kerajaan besar yang berpusat di Pajang dan Mataram Islam. Dalam catatan Barat tahun 1760, wilayah ini digambarkan sebagai ’zuidergebergte’ atau ’pegunungan selatan’, menunjuk pada bentang alam yang memanjang di selatan Mataram Islam.
Jejak Administratif dan Momentum 4 Oktober 1830
Keberadaan Gunungkidul sebagai entitas administratif semakin jelas setelah ditandatanganinya sebuah perjanjian penting pada tahun Jawa 1758, yang bertepatan dengan 4 Oktober 1830 Masehi. Perjanjian ini melibatkan para pemimpin besar Nusantara kala itu: Susuhunan Paku Buwana VII dari Surakarta Adiningrat bersama Panembahan Mangkurat, Pangeran Mangkukusumo, Pangeran Adiwinoto, dan Sultan Hamengkubuwono V dari Yogyakarta Adiningrat.
Dokumen ini tidak hanya menetapkan batas wilayah Kasultanan, tetapi juga menjadi titik tolak lahirnya Kabupaten Gunungkidul secara legal formal, lengkap dengan batas administratifnya. Inilah yang kemudian melandasi penetapan 4 Oktober sebagai Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul.
Deretan Pemimpin, Saksi Perjalanan Zaman
Sejak resmi berdiri, Gunungkidul telah dipimpin oleh sejumlah tokoh yang menjadi saksi perubahan zaman. Dimulai dari M.T. Pontjodirjo pada 1830, hingga kepemimpinan alEndah Subekti Kuntariningsih yang kini menjabat menggantikan H. Sunaryanta sejak 2025. Nama-nama besar seperti K.R.T. Yudadiningrat (1914–1930), K.R.T. Djojodiningrat (1935–1944 dan 1959–1974), Hj. Badingah, S.Sos. (2010–2021), hingga Prof. Dr. Ir. Sumpeno Putro, M.Sc (2010) menjadi catatan perjalanan panjang kepemimpinan daerah ini. Deretan nama ini bukan sekadar daftar pejabat, melainkan mozaik sejarah yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan budaya Gunungkidul dari masa ke masa.
Dari Sejarah ke Literasi Masyarakat
Penetapan 4 Oktober sebagai Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul adalah hasil kajian mendalam yang dilakukan pada 2021 hingga 2023. Bagi masyarakat, perubahan ini bukan hanya seremonial, melainkan momentum untuk lebih mengenal jati diri daerahnya. Dari catatan babad, arsip perjanjian, hingga deretan pemimpin, Gunungkidul bukan sekadar wilayah administratif di Daerah Istimewa Yogyakarta, tetapi rumah bagi sejarah panjang yang terus hidup dan berkembang.
Dengan narasi sejarah yang kaya ini, peringatan Hari Jadi ke-195 tahun 2025 bukan hanya tentang masa lalu, melainkan pijakan untuk masa depan. Gunungkidul menunjukkan bahwa menghargai sejarah berarti memperkuat identitas dan membangun optimisme baru bagi generasi mendatang. (Red)