
KALURAHAN KEPEK WONOSARI GUNUNGKIDUL, DARI LEGENDA SUNAN KALIJAGA HINGGA DESA SADAR HUKUM YANG MENDUNIA
Gunungkidul TV – Di pusat kota Wonosari ke barat dan ke selatan berdiri sebuah kalurahan yang menyimpan kisah ratusan tahun Kalurahan Kepek. Namanya tak sekadar sebutan administratif, melainkan jejak dari sebuah legenda.
Konon pada suatu perjalanan, Sunan Kalijaga berhenti sejenak di wilayah yang kala itu masih hutan. Di bawah rindang pepohonan, beliau memetik daun muda dalam bahasa Jawa disebut Kepek. Sejak saat itu, wilayah ini dikenal dengan nama Kepek, seolah alam dan sejarah bersepakat untuk mengabadikannya.
Menandai Hari Jadi dari Sabtu Pahing
Secara formal, roda pemerintahan mulai berputar pada Sabtu Pahing, 7 Agustus 1909, saat Ki R. Driyo Sentono diangkat sebagai lurah pertama. Tanggal itu kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kalurahan Kepek. Namun, tradisi lisan masyarakat juga menyebut tanggal lain 28 Mei 1831 yang diperkirakan sebagai momen awal terbentuknya pemukiman ini, ditandai dengan pelaksanaan upacara Bersih Desa setiap Sabtu Pahing di bulan Agustus atau September.
Upacara ini bukan sekadar ritual tapi pesta rakyat penuh warna. Gunungan hasil bumi diarak, lalu diperebutkan warga sebagai simbol keberkahan. Malamnya, panggung seni menghidupkan suasana dari reog, ketoprak, hingga wayang kulit menjadikan Kepek pusat harmoni antara tradisi dan kegembiraan.
Menjaga Kearifan Lokal di Tengah Zaman
Memasuki abad ke-21, Kalurahan Kepek tak hanya menjaga budaya, tapi juga memoles potensi. Tahun 2009, desa ini menjadi wakil Gunungkidul di lomba desa tingkat DIY, mengandalkan gotong royong, seni tradisional, dan kekuatan ekonomi kerakyatan. Bahkan Dusun Kepek I melahirkan inovasi unik yakni Kampung Batik Mural. Dinding-dinding rumah disulap menjadi kanvas raksasa dengan motif batik, dan balai warga menjadi ruang belajar membatik, mengundang wisatawan datang dan berbelanja karya tangan warga.
Tahun 2019, lahirlah BUMKal (BumDes-red) Kepek Mandiri, yang mengelola pasar, parkir, hingga pengelolaan sampah membuktikan bahwa desa bisa mandiri secara ekonomi tanpa kehilangan jati diri.
Menjadi Desa Bersinar dan Sadar Hukum
Tak berhenti di ekonomi, Kepek juga menjadi pelopor dalam pencegahan narkoba. Sejak 2015, gerakan anti-narkoba digaungkan, hingga pada 2020 Kepek resmi menyandang gelar Desa Bersinar (Bersih Narkoba) ketiga di DIY. Tahun 2022, status Kalurahan Sadar Hukum diraih, tanda keseriusan dalam pelayanan hukum dan ketertiban.
Bulan Juni 2024 lalu, Kepek menjadi tuan rumah Sarasehan SIBAKUL, ajang pemberdayaan UMKM yang memamerkan potensi desa dari Taman Kuliner Patung Sapi hingga produk kreatif yang siap bersaing di pasar digital.
Jejak Masa Lalu, Langkah Masa Depan
Sejarah Kepek adalah cermin perjalanan Gunungkidul itu sendiri: berangkat dari legenda, tumbuh dengan tradisi, lalu melangkah mantap ke masa depan dengan inovasi dan pemberdayaan masyarakat. Di Kepek, masa lalu tidak ditinggalkan, tapi menjadi fondasi untuk membangun hari esok.
Bagi siapa pun yang berkunjung, Kepek bukan sekadar titik di peta ia adalah cerita hidup yang terus ditulis, diiringi gamelan, aroma hasil bumi, dan senyum ramah warganya.
Ditulis oleh: Immawan Muhammad Arif disarikan dari berbagai sumber
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.