KAMPUNG PITU GUNUNGKIDUL, TUJUH KEPALA KELUARGA TUJUH AMANAT LELUHUR DI LERENG GUNUNG API PURBA

Gunungkidul TV – Di ketinggian Desa Nglanggeran, Patuk, tersembunyi sebuah permata kecil yang tak terlihat di peta wisata biasa. Namanya Kampung Pitu. Dari jauh, ia tampak seperti sekumpulan rumah sederhana di pelukan bukit hijau. Namun, siapa sangka, kampung ini menyimpan janji kuno yang tak pernah dilanggar: hanya boleh dihuni tujuh kepala keluarga.

Legenda setempat bercerita tentang masa ratusan tahun lalu, ketika seorang tokoh sakti yang dipercaya sebagai pendiri kampung ini mengucapkan sebuah amanat. “Jika lebih dari tujuh keluarga menetap, bencana akan datang,” begitu kisah yang diwariskan turun-temurun. Amanat itu dianggap bukan ancaman, melainkan pesan bijak agar alam dan manusia hidup seimbang.

Mitos mengatakan, pernah ada masa ketika jumlah keluarga sempat lebih dari tujuh. Tak lama, kampung itu dilanda kemarau panjang dan hasil panen merosot. Sejak itu, warga kembali patuh, menjaga angka tujuh seperti menjaga nadi kehidupan. Bahkan, saat ada anak kampung yang menikah dan ingin membangun rumah di sini, mereka rela menetap di luar desa demi memegang amanat leluhur.

Perjalanan menuju Kampung Pitu sendiri adalah pengalaman mistis sekaligus menenangkan. Jalan setapak diapit kebun kakao, udara tipis membawa aroma tanah basah, dan dari kejauhan Gunung Api Purba berdiri megah bak penjaga waktu. Memasuki kampung, Anda akan disambut sapaan ramah warga yang tak pernah terburu-buru. Di sini, waktu berjalan lambat seperti mengikuti detak jantung bumi.

Malam hari, cahaya lampu temaram menari di dinding rumah kayu, dan di kejauhan suara jangkrik berpadu dengan bisik-bisik cerita leluhur. Para sesepuh kadang mengisahkan kembali legenda pendiri kampung, lengkap dengan kisah-kisah tentang tanda-tanda alam yang dipercaya memberi peringatan jika aturan mulai dilanggar.

Kampung Pitu bukan sekadar destinasi, melainkan ruang belajar tentang keseimbangan, kebersahajaan, dan hormat pada janji yang diwariskan. Dalam dunia yang serba cepat ini, Kampung Pitu berdiri seperti doa yang diucapkan pelan mengajarkan bahwa tak semua hal harus bertambah banyak untuk menjadi lebih baik. (Red/Imuhar)

__Terbit pada
Agustus 11, 2025
__Kategori
Ragam