KENIKMATAN SERING KITA LUPAKAN: KETIKA SAAT HIDUP TERASA BERAT TERNYATA KASIH SAYANG ALLAH SWT SEBENARNYA SEDANG DEKAT

Gunungkidul TV – Dalam deru waktu yang kerap membuat kita lelah, banyak dari kita yang lupa bahwa Allah tak pernah sekalipun menjauh. Saat hidup terasa sempit, doa terasa hampa, atau tubuh tak lagi kuat berdiri karena sakit justru saat itulah nikmat terbesar sedang bekerja: rahmat dan ampunan dari Tuhan semesta alam.

Sebagaimana air yang tetap mengalir meski tak terlihat dari permukaan, begitu pula kasih sayang Allah. Ia hadir di balik tangis, sakit, dan derita, menyelimuti hamba-hamba-Nya yang bahkan sedang jatuh dalam dosa.

SAKIT BERSIHKAN DOSA

Rasulullah ﷺ pernah bersabda “Tidaklah seorang Muslim tertimpa kelelahan, penyakit, kekhawatiran, kesedihan, gangguan, ataupun kesusahan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari dosa-dosanya karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sakit bukan sekadar ujian, melainkan proses penyucian. Tubuh mungkin lemah, tapi ruh kita sedang dikuatkan dengan pengampunan dari langit.

DOA ORANG TERANIAYA TAK TERTOLAK

Ketika dunia terasa tak adil dan kita hanya bisa diam dalam luka, Allah justru mendekat dengan mendengarkan. Sabda Nabi ﷺ dalam hadis Qudsi mengingatkan: “Takutlah terhadap doa orang yang teraniaya, karena tidak ada penghalang antara doa itu dan Allah,” (HR. Bukhari). Ketidakadilan mungkin menyakiti, tetapi dari langit, jawaban sedang disiapkan.

SYUKUR MENGUNDANG TAMBAHAN NIKMAT

Terlalu banyak dari kita yang menunggu “lebih” untuk bersyukur, padahal syukur adalah kunci untuk mendapatkan lebih. Allah telah berjanji “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu…” (QS. Ibrahim: 7). Syukur bukan sekadar ucapan, tapi pengakuan mendalam dalam hati dan diwujudkan dalam amal yang nyata.

CURHAT DIDENGAR BAHKAN TANPA KATA

Tak semua kesedihan bisa diungkapkan. Tapi Allah Maha Mendengar, bahkan dalam diam. Firman-Nya “Sesungguhnya Rabb-ku benar-benar Maha Mendengar doa.” (QS. Ibrahim: 39). Dalam linangan air mata, dalam sepi malam yang panjang Allah hadir lebih dekat daripada yang kita sangka.

LANGKAH KEMBALI DISAMBUT HANGAT

Dalam hadis Qudsi yang begitu menyentuh, Allah berfirman “Dan jika dia mendatangi-Ku berjalan, maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim). Tak ada jarak yang terlalu jauh untuk kembali kepada-Nya. Tak ada dosa yang terlalu kelam untuk tidak dimaafkan.

DOA TAK SIA-SIA

Allah menegaskan dalam Al-Qur’an: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60). Mungkin jawabannya belum tiba hari ini. Tapi tak satu pun doa yang sia-sia. Semua dicatat, semua diperhitungkan, dan semua akan dijawab—dengan cara terbaik menurut-Nya.

TAUBAT DISAMBUT AMPUNAN

Allah menyeru hamba-hamba-Nya dalam ayat yang menggetarkan hati: “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya,” (QS. Az-Zumar: 53). Tak peduli sejauh apa kita tersesat, selama nyawa masih dikandung badan, pintu-Nya selalu terbuka.

AIB DITUTUPI

Di saat kita jatuh dalam dosa, Allah tak serta-merta mempermalukan kita. Justru Dia menutup aib-aib kita, memberi waktu untuk sadar, untuk malu, dan untuk kembali. Nabi ﷺ bersabda “Semua umatku akan dimaafkan kecuali orang-orang yang terang-terangan (bermaksiat),” (HR. Bukhari dan Muslim). Betapa luar biasa kasih sayang-Nya. Dia lindungi kita bahkan ketika kita melanggar.

PERTANYAAN MENYENTUH JIWA

Allah bertanya dalam Surah Ar-Rahman sebanyak 31 kali “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Bukan pertanyaan untuk dijawab, melainkan untuk direnungi. Di tengah hiruk pikuk kesedihan dan ujian, kita sering lupa bahwa kita sedang berenang dalam samudera nikmat.

SAATNYA KEMBALI MENGINGAT

Jangan menunggu bahagia untuk bersyukur. Jangan menunggu tenang untuk berdoa. Dan jangan menunggu suci untuk kembali. Setiap hela napas, setiap detik dalam hidup kita adalah bentuk kasih sayang yang kadang tak kita sadari. Karena sejatinya, nikmat-Nya hadir bahkan di tengah tangisan kita yang paling sunyi. “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”

__Terbit pada
Juli 21, 2025
__Kategori
Ragam