KOPERASI MERAH PUTIH, LANGKAH NYATA MENUJU KEMANDIRIAN EKONOMI DARI GUNUNGKIDUL

Gunungkidul TV – Senin pagi (2107/2025), suasana aula Balai Kalurahan Playen Kapanewon Playen tampak berbeda. Di ruang sederhana itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, bergabung secara virtual dalam momen bersejarah peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa (kalurahan-red) Merah Putih secara nasional yang dipimpin langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dari Klaten, Jawa Tengah.

Kegiatan ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah gerakan besar yang mengemban misi mulia: membangkitkan kembali semangat gotong royong melalui koperasi sebagai alat perjuangan ekonomi rakyat kecil. Dalam sambutannya yang menggelora, Presiden Prabowo menyampaikan pesan yang kuat dan menggugah.

Pak Prabowo Presiden Indonesia menegaskan bahwa koperasi bukan hanya lembaga ekonomi, tetapi simbol kekuatan kolektif. “Koperasi adalah alatnya orang lemah, alatnya bangsa yang lemah, tapi konsepnya sederhana. Sama seperti lidi, satu lidi tak berarti, tapi bila disatukan menjadi kekuatan besar. Inilah konsep gotong royong dalam koperasi,” ucapnya penuh semangat.

Bupati Endah menyambut pesan itu dengan penuh keyakinan. Ia menekankan pentingnya koperasi desa sebagai wujud nyata dari cita-cita kemandirian ekonomi lokal. “Kalau kita punya keyakinan yang teguh, Tuhan dan semesta pasti akan mewujudkannya. Tidak boleh ada apatis atau keraguan,” katanya dengan nada tegas namun bersahaja.

Menurut Bupati, koperasi harus lahir dari potensi yang ada di desa, digerakkan dengan semangat bersama, dan dikelola secara transparan. Ia mencontohkan langkah-langkah kecil namun strategis, seperti kerja sama dengan agen minyak goreng, atau koperasi yang membeli hasil panen sayur dari Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk kemudian dijual kembali. “Kalau semua ikut berpikir untuk kepentingan bersama, saya yakin ini bisa dilakukan,” ujarnya penuh optimisme.

Bupati Endah juga menjamin bahwa proses pendirian koperasi tidak akan membebani anggaran kalurahan. Pemerintah kabupaten, melalui Dinas Koperasi, akan menanggung seluruh biaya notaris dan akta pendirian. “Tidak ada atensi dana kalurahan. Semuanya kami fasilitasi sesuai arahan Kementerian Koperasi,” jelasnya.

Namun, ia tak menutup mata terhadap tantangan. Bupati mengingatkan pentingnya studi kelayakan dan transparansi. “Dana ini bersumber dari pinjaman, bukan hibah. Jangan sampai uang masuk miliaran, tapi tak ada usaha yang jalan. Ini bisa menimbulkan persoalan hukum,” tegasnya.

Di hadapan para lurah, tokoh masyarakat, dan perangkat desa yang hadir secara daring maupun luring, Bupati mengajak masyarakat untuk aktif menjadi bagian dari Koperasi Merah Putih. Harapannya, koperasi ini bisa menjadi solusi kebutuhan warga, mulai dari sembako, perlengkapan sekolah, hingga pupuk petani saat musim tanam. “Koperasi ini milik kalurahan dan warganya. Dari, oleh, dan untuk masyarakat. Kalau dikelola dengan benar, sisa hasil usaha akan kembali ke masyarakat,” ujarnya dengan penuh keyakinan.

Menutup sambutannya, Bupati Endah mengutip kembali semangat Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia, bahwa koperasi adalah soko guru perekonomian. Ia berharap peluncuran ini bukan hanya seremoni, melainkan titik tolak kebangkitan ekonomi desa yang lebih adil, mandiri, dan berkelanjutan.

Gunungkidul, dengan kekayaan lokal dan semangat warganya, kini punya peluang besar untuk membuktikan bahwa gotong royong masih menjadi kekuatan utama bangsa ini. Dan koperasi, sekali lagi, menjadi jalannya. (Red)

 

__Terbit pada
Juli 21, 2025
__Kategori
News