
MUHAMMADIYAH WILAYAH DIY SERUKAN PERDAMAIAN DAN SIAP LAKUKAN ADVOKASI DI TENGAH DINAMIKA AKSI MASSA
Gunungkidul TV – Riuh aksi massa yang belakangan mewarnai jalanan Yogyakarta memunculkan beragam reaksi publik. Di tengah suasana yang penuh dinamika itu, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (PWM DIY) hadir membawa pesan sejuk seruan moral untuk menahan diri, menjaga persatuan, dan mengutamakan jalan damai.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan dengan nomor 05/PER/II.0/I/2025, PWM DIY menegaskan pentingnya sikap bijak seluruh elemen bangsa, khususnya di Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan, Budaya, dan Pariwisata. “Kami berduka atas jatuhnya korban jiwa dalam sejumlah aksi demonstrasi. Kehilangan satu nyawa saja adalah luka bagi bangsa. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan, dan korban luka segera pulih,” ujar Ketua PWM DIY, saat ditemui usai penyampaian pernyataan sikap, Senin (1/9/2025).
Seruan itu juga menekankan pentingnya menjaga etika dalam menyampaikan aspirasi. “Demonstrasi adalah bagian dari demokrasi. Namun harus dilakukan dengan santun, damai, dan berkeadaban. Jangan sampai aspirasi yang mulia berubah menjadi tindakan anarkis yang justru merugikan masyarakat,” tambahnya. Tak hanya ditujukan bagi masyarakat, pesan juga disampaikan kepada elit politik dan aparat. PWM DIY meminta para pemimpin menunjukkan keteladanan dengan sikap santun dan tidak mengeluarkan pernyataan yang melukai rakyat. “Para elit harus hadir sebagai penyejuk, bukan justru memperkeruh suasana,” tegasnya.
Sementara untuk aparat keamanan, Muhammadiyah mengingatkan perlunya pendekatan persuasif dan dialogis. “Kami berharap aparat tidak menggunakan cara-cara represif. Jika rakyat merasa didengar dan diperlakukan dengan hormat, ketertiban akan lebih mudah tercipta,” ungkap seorang pengurus bidang hukum PWM DIY.
PWM DIY juga mengapresiasi semangat mahasiswa dan masyarakat dalam menyuarakan aspirasi, namun tetap mengimbau agar tidak mudah terprovokasi. “Mahasiswa adalah wajah masa depan bangsa. Jangan biarkan suara kritis tercoreng oleh tindakan yang merusak. Jadilah teladan kedewasaan berdemokrasi,” tutur seorang kader muda Muhammadiyah yang ikut hadir dalam konferensi pers.
Pernyataan moral ini ditutup dengan ajakan untuk menjadikan Yogyakarta sebagai teladan perdamaian bagi bangsa Indonesia. “Yogyakarta harus tetap menjadi ruang yang ramah bagi siapa saja—warga maupun tamu dari berbagai daerah dan negara. Keistimewaan ini hanya bisa kita jaga dengan kedamaian,” pungkas Ketua PWM DIY. (Red)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.