PANEWU PURWOSARI GUNUNGKIDUL BERSERU SAATNYA ANCAMAN MONYET EKOR PANJANG DIANGKAT JADI BENCANA NASIONAL

Gunungkidul TV – Di lereng-lereng perbukitan kapur Kapanewon Purwosari Gunungkidul suara siamang dan monyet ekor panjang dulunya menjadi bagian dari harmoni alam. Namun kini, dentingan cangkul petani dan tawa anak-anak di halaman rumah kerap terganggu oleh suara gaduh dari gerombolan monyet yang menyerbu.

Menurut catatan Kapanewon Purwosari, dalam enam bulan terakhir tercatat sedikitnya 42 laporan serangan monyet ekor panjang. Kasusnya beragam mulai dari panen jagung yang lenyap dalam semalam, kebun singkong yang habis digerogoti, hingga ayam ternak yang hilang tanpa jejak. Bahkan, di Padukuhan Giritirto, seekor monyet nekat masuk dapur rumah warga dan mengobrak-abrik persediaan beras.

Panewu Purwosari yang prihatin dengan kondisi ini, menyuarakan harapan besar agar persoalan ini ditetapkan sebagai Status Bencana Nasional. “Ini bukan hanya tentang jumlah monyet, tetapi tentang manusia yang menjadi korban. Kita harus menciptakan situasi dan kondisi agar penyerangan ini berhenti, salah satunya dengan memulihkan lingkungan asli mereka,” tegasnya.

Warga pun mengamini. Mbah Wiryo, petani berusia 68 tahun dari Padukuhan Ngrancah, bercerita sambil menunjuk kebun jagungnya yang meranggas “Ndak cuma rugi uang, Nak… hati ini rasanya nyesek. Jagung yang ditanam tiga bulan, hilang dalam tiga jam. Mau marah ke monyet juga percuma, wong mereka lapar.”

Sementara itu, ibu rumah tangga di Giripurwo, mengaku kini harus menutup rapat jendela rumahnya bahkan di siang bolong. “Dulu cuma takut tikus masuk, sekarang takut monyet. Pernah mereka ambil pisang di meja makan, anak-anak sampai nangis ketakutan,” ungkapnya.

Para ahli konservasi menilai, perubahan perilaku monyet ini erat kaitannya dengan kerusakan habitat dan berkurangnya sumber pakan alami di hutan. Maka, solusi jangka panjang tak cukup hanya dengan menghalau atau menangkap satwa tersebut, melainkan memulihkan ekosistem yang menjadi rumah mereka.

Jika usulan status bencana ini disetujui, Purwosari berharap dukungan nasional akan mengalir mulai dari bantuan teknis, anggaran penanggulangan, hingga program penelitian ekologi. Sebab di balik setiap serangan, ada cerita kehilangan yang nyata. Dan di balik setiap upaya penyelamatan, ada harapan bahwa suatu hari nanti manusia dan monyet ekor panjang bisa kembali hidup berdampingan, tanpa rasa takut dan tanpa rasa lapar. (Red/Imuhar)

__Terbit pada
Agustus 12, 2025
__Kategori
News