RENGGINANG BUATAN MONGGOL GUNUNGKIDUL “AJIK“ YANG NGANGENI

Gunungkidul TV – Banyak ragam camilan dari berbagai daerah yang membuat wisatawan lokal dan nasional membeli untuk buah tangan yang bertanda ciri has kalau habis berkunjung di suatu daerah atau tempat wisata.

Semisal Rengginan adalah makanan ringan tradisional ternyata masih banyak di sukai masyarakat Gunungkidul dan luar daerah, itu alasan Bapak Jadmiko dan Ibu Warsilah istri tercintanya membangun usaha kecil di tengah masyarakat Monggol Kapanewon Saptosari Kabupaten Gunungkidul. Pemasarannya pun masih di seputaran lokal Gunungkidul, ada yang diantar ke tempat rest area, ada juga pedagang warung warung kampung, bersukur bisa berjalan bisa nambah ekonomi keluarga terangnya.

Di samping sebagai pamong masyarakat di wilayah kelurahan Monggol, yang kebetulan saya dipercaya untuk urusan keamanan sudah barang tentu setiap harinya saya berhadapan dengan masyarakat langsung untuk mengetahui kondisi mereka baik dari satu pedukuhan ke pedukuhan lainnya, berdasarkan pemantauan saya saat ini begitu sulitnya kondisi perekonomian masyarakat kami, terlebih seperti kami yang tinggal dipelosok desa yang mengandalkan pertanian sebagai pekerjaan pokok dalam mencukupi kebutuhan hidup selain beternak ayam kambing hingga sapi, ungkap Bpk Jadmiko kepada awak media yangmenemuinya di kediaman beliau .

Ada Sepetak kebun yang dipenuhi tanaman cabe tak luput dari pandangan awak media, penasaran pemandangan itu jadi bahan pertanyaan pada beliau. “Saya tidak mau berteori saja untuk mengajak masyarakat Monggol menggali potensi lingkungan untuk mencari tambahan penghasilan ekonomi seperti yang menjadi misi Organisasi Masyarakat (ORMAS ) PEKAT yang diketuai bang Windi, dan kebetulan saya bersinergi dalam menjalankan visi misinya, dengan menanam cabe di halaman rumah seperti ini secara tidak langsung mendidik kita memperhatikan pekarangan rumah untuk selalu bersih bahkan memiliki hasil yang lumayan karena dari 50 tanaman cabe dengan poloback ini bisa menghasilkan 3 sampai 4 kg setiap panen, tandas beliau dalam menjelaskan pentingnya kreativitas menyikapi kondisi hidup yang harus kita dihadapi,“ Kata Pak Jatmiko sangat rinci.

Saat ditanya alasan merintis usaha makanan tradisional seperti rengginan ini walaupun pak Jatmiko ini merupakan pamong di Kalurahan Monggol Saptosari. Beliau menjawab “ya seperti yang saya bilang tadi bahwa makanan tradisional ini ternyata masih banyak disukai kalangan masyarakat, berawal saya mencoba untuk konsumsi sendiri akhirnya tercetus pikiran untuk memproduksi sebagai salah satu usaha melestarikan warisan nenek moyang kita pada sisi makanan,“ jawabnya

“Alhamdulillah sampe saat ini berjalan lancar bahkan mampu memberi lapangan pekerjaan pada masyarakat meskipun baru beberapa orang. Saya menyajikan beberapa rasa yang disukai masyarakat seperti terasi original, dan masih ada yang lainnya. Selain lingkungan Kapanewon Saptosar, juga sudah memiliki langganan pesanan di Jakarta, dan Lampung,“ tambahnya.

Harapan kedepan semoga usaha ini akan menjadi besar dan mampu mengangkat ekonomi masyarakat Padukuhan Monggol dan dinanti peranan pemerintah dalam memperhatikan usaha usaha kecil masyarakat pelosok kabupaten Gunungkidul sehingga keseimbangan ekonomi masyarakat Gunungkidul bisa merata seperti yang kita harapkan.

Di tempat berbeda kami menemui bang Windi sebagai ketua DPD Pekat IB Gunungkidul, Bang Windi memaparkan bahwa sosok seperti Bapak Sujatmiko inilah yang benar benar diharapkan untuk masyarakat. “Sebagai Organisasi Masyarakat kami dari Pekat IB Gunungkidul tidak akan tinggal diam untuk membantu beliau paling tidak dari sisi pemasarannya, supaya apa yang sudah beliau rinitis ini bisa menjadi sebuah perusahaan besar dan mampu menyerap tenaga kerja di lingkungannya,“ kata Bang Windi.

“Kami juga berharap pihak DPW PEKAT DIY serta DPP PEKAT bisa melihat keseriusan DPD PEKAT Gunungkidul dalam menjalankan visi misinya ditengah masyarakat kabupaten Gunungkidul,“ tambah ketua DPD Pekat IB Gunungkidul ini. (Jay/Red)

__Terbit pada
Juni 1, 2023
__Kategori
News