SEMARAK KOMPETISI TIK REGIONAL 2, PANGGUNG INKLUSIF DIGITAL BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Gunungkidul TV – Semangat tak mengenal batas. Inilah yang tergambar jelas dalam gelaran Kompetisi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Regional 2 yang digelar di Pulau Dewata pada 23–26 Juli 2025. Acara ini bukan sekadar lomba teknologi, melainkan wujud nyata ruang inklusif bagi para penyandang disabilitas dari wilayah Bali, Nusa Tenggara, hingga Kalimantan.

Diselenggarakan oleh Komdigi bekerja sama dengan Yayasan Paradifa, kompetisi ini menjadi panggung bagi para peserta dengan beragam jenis disabilitas baik fisik, pendengaran, penglihatan, mental, maupun intelektual untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka dalam empat bidang utama: Digital Office, Digital Marketing, Content Creator, dan Digital Public Relation.

 

Di antara deretan kisah inspiratif, nama Oktensia Anggarani, atau akrab disapa Rani, mencuri perhatian publik. Perempuan asal Bali yang kini tergabung dalam Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) simpul Yogyakarta ini berhasil meraih Juara 1 Digital Public Relation tingkat pengenalan. Meski menyandang disabilitas mental, Rani tampil memukau dengan pendekatan kreatif dan narasi yang menggugah. “Kita sering terlihat normal di mata orang lain, padahal ada perjuangan yang tidak terlihat. Jangan menyerah, karena kemampuan dan karya kita adalah bukti bahwa kita bisa berdiri sejajar dan memberi dampak positif,“ tutur Rani penuh semangat.

Apresiasi tinggi pun datang dari Direktur Utama BAKTI Komdigi, Ibu Fadhilah Mathar, yang menegaskan komitmen mereka terhadap inklusi digital. “Melalui kompetisi ini, BAKTI Komdigi ingin menegaskan bahwa ruang digital adalah ruang inklusif. Kami berkomitmen membuka akses dan kesempatan seluas-luasnya bagi penyandang disabilitas agar mereka dapat mengembangkan bakat, menguasai keterampilan digital, dan berkontribusi dalam transformasi digital nasional,“ ungkapnya.

Lebih dari sekadar ajang lomba, kompetisi ini menjadi ruang tumbuh yang mencerahkan, menghibur, dan membangkitkan harapan. Harapan bahwa siapa pun, dari latar belakang apa pun, layak mendapat ruang untuk berkembang—termasuk di era digital yang semakin terbuka dan kolaboratif.

Dengan semangat inklusi, Kompetisi TIK Regional 2 telah memberi pesan kuat: bahwa keterbatasan bukanlah akhir, tapi awal dari banyak kemungkinan. Ruang digital kini bukan milik segelintir, melainkan milik semua. (Red)

__Terbit pada
Agustus 3, 2025
__Kategori
News