
SETELAH MENANTI 80 TAHUN, SEJARAH BARU SEPAK BOLA PUTRI GUNUNGKIDUL RAIH EMAS DI PORDA DIY XVII
Gunungkidul TV – Kabupaten Gunungkidul kembali menorehkan tinta emas dalam sejarah olahraga daerah. Setelah penantian panjang selama delapan dekade, Tim Sepak Bola Putri Gunungkidul akhirnya berhasil meraih medali emas di ajang Porda DIY XVII 2025. Sebuah capaian luar biasa yang tak hanya membanggakan, tetapi juga menggetarkan hati masyarakat Bumi Handayani.
Pertandingan final yang digelar di Lapangan Kepek Raya, Sabtu (13/9/2025), menjadi saksi bisu lahirnya sejarah baru. Dengan determinasi tinggi dan semangat pantang menyerah, skuad putri Gunungkidul berhasil menumbangkan tim tangguh dari Kulon Progo. Gol tipis yang mengubah papan skor menjadi 1-0 cukup untuk memastikan Gunungkidul berdiri di podium tertinggi.
Sorak-sorai penonton menggema, bendera kuning-biru khas Gunungkidul berkibar di tribun, dan air mata haru mengalir di wajah para pemain maupun pendukung. Mereka bukan hanya sekadar memenangkan pertandingan, melainkan membuktikan bahwa mimpi panjang 80 tahun bisa diwujudkan dengan kerja keras, disiplin, dan doa bersama.
Pelatih dan jajaran tim tak henti-hentinya memeluk para pemain yang telah memberikan segalanya di lapangan. Sementara itu, para pendukung dengan penuh kebanggaan meneriakkan yel-yel kemenangan yang seakan menjadi penutup manis perjalanan berat mereka sejak awal turnamen.
Kemenangan ini bukan hanya tentang medali emas, tetapi juga tentang sebuah warisan bahwa generasi muda Gunungkidul bisa bermimpi setinggi langit dan mewujudkannya di medan juang. Dari lapangan sederhana di pelosok desa hingga panggung bergengsi Porda, sepak bola putri Gunungkidul telah menuliskan bab baru dalam sejarah olahraga daerah.
Profil Singkat Pemain Kunci:
Siti Nur Aisyah Sang Penentu Kemenangan. Di balik kemenangan tipis 1-0 itu, nama Siti Nur Aisyah, striker muda berusia 19 tahun asal Kecamatan Playen, layak mendapat sorotan. Tendangannya di menit ke-73 menjadi gol tunggal yang memastikan Gunungkidul meraih emas bersejarah.
Siti dikenal sebagai pemain yang punya insting tajam di kotak penalti lawan. Meski bertubuh mungil, kecepatannya sering membuat lawan kewalahan. Sejak kecil, ia terbiasa bermain bola bersama anak-anak laki-laki di kampungnya. Tekad dan kegigihannya untuk terus berlatih membawanya masuk ke skuad inti Porda, hingga akhirnya menjadi pahlawan kemenangan. “Gol ini bukan hanya untuk saya, tapi untuk Gunungkidul. Ini hadiah untuk semua warga yang selalu percaya pada kami,” ungkap Siti dengan mata berbinar, usai pertandingan.
Selamat untuk seluruh pemain, pelatih, dan masyarakat Gunungkidul. Sejarah ini bukan hanya milik mereka yang bermain di lapangan, melainkan milik seluruh warga yang percaya bahwa emas akhirnya pulang ke Bumi Handayani. (Red)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.