
SORE NANTI DISKUSI PENGUATAN UMKM MENUJU GUNUNGKIDUL HANDAYANI: MENGGALI POTENSI, MENJAWAB TANTANGAN
Gunungkidul TV – Kabupaten Gunungkidul kembali akan menggelar forum penting yang diharapkan mampu memberi energi baru bagi denyut perekonomian lokal. Jumat (12/9/2025) sore, para pemangku kepentingan mulai dari pemerintah daerah, akademisi, hingga para pelaku usaha kecil akan berkumpul dalam sebuah diskusi bertajuk Penguatan UMKM Menuju Gunungkidul Handayani.
UMKM selama ini dikenal sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. Tidak berlebihan jika sektor ini dijuluki sebagai “penyangga rakyat kecil sekaligus penyelamat ekonomi bangsa.” Data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan, hingga 2022 ada sekitar 65,5 juta unit UMKM di tanah air. Angka tersebut bukan sekadar statistik di baliknya ada cerita tentang usaha keras, lapak-lapak kecil di pinggir jalan, warung makan rumahan, hingga pengrajin yang setia menjaga tradisi.
Sumbangan UMKM pun nyata. Lebih dari 61% Produk Domestik Bruto (PDB) nasional lahir dari tangan-tangan para pelaku UMKM, dan sekitar 117 juta orang menggantungkan hidup dari sektor ini. Hampir 97% tenaga kerja nasional diserap oleh UMKM, menjadikannya bukan sekadar penopang, tetapi juga wajah sejati dari ekonomi Indonesia. Namun, di balik peran besar itu, jalan UMKM masih penuh tantangan. Keterbatasan modal, rendahnya keterampilan manajemen, hingga belum meratanya pemanfaatan teknologi digital membuat daya saing UMKM seringkali tertinggal. Fakta mencatat, baru sekitar 27% UMKM yang benar-benar terhubung dengan ekosistem digital. Artinya, peluang besar masih terbuka lebar, tetapi butuh strategi yang tepat untuk merebutnya.
Potensi Gunungkidul yang Belum Tergarap Penuh
Secara khusus, Gunungkidul punya modal besar di sektor ini. Dari kuliner tradisional seperti emping dan olahan gaplek, hingga hasil laut yang melimpah, dari kerajinan tangan khas hingga agrowisata yang semakin dikenal, semuanya adalah ladang emas yang siap digarap.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPERIDA) DIY mencatat, pada 2025 terdapat lebih dari 58 ribu pelaku UMKM aktif di Gunungkidul. Jumlah yang tidak bisa dianggap kecil, apalagi jika sinerginya dikelola dengan baik. Meski begitu, masalah klasik seperti akses modal, pendampingan usaha, keterbatasan distribusi, serta branding produk yang belum kuat masih menjadi batu sandungan.
Mencari Jalan Keluar Lewat Dialog
Karena itu, diskusi ini hadir bukan hanya untuk berbicara, tetapi juga untuk menemukan jawaban. Forum akan diawali dengan sambutan dan keynote speech dari Bupati Gunungkidul yang membahas arah kebijakan pemberdayaan UMKM. Akademisi akan memberikan perspektif strategis berbasis penelitian dan inovasi, sementara para pelaku UMKM akan berbagi kisah nyata tentang perjuangan, tantangan, sekaligus harapan mereka.
Acara kemudian berlanjut dalam bentuk diskusi panel dan tanya jawab, sebuah ruang dialog terbuka di mana ide-ide segar diharapkan lahir. Dari forum inilah nantinya dipetakan masalah utama yang dihadapi UMKM Gunungkidul sekaligus dirumuskan rekomendasi strategi penguatan berbasis potensi lokal.
Menuju Gunungkidul Handayani
Lebih dari sekadar agenda formal, diskusi ini adalah ikhtiar kolektif untuk mewujudkan visi Gunungkidul Handayani sebuah daerah yang berdaya saing, mandiri, dan berkelanjutan. Dengan kolaborasi erat antara pemerintah, akademisi, komunitas, dan pelaku usaha, Gunungkidul bukan hanya bisa menjaga warisan ekonomi tradisional, tetapi juga siap menatap masa depan dengan percaya diri.
Sore nanti, setiap kata yang terucap dalam forum ini diharapkan menjadi pijakan nyata. Karena bagi Gunungkidul, UMKM bukan hanya tentang ekonomi, tetapi juga tentang martabat, jati diri, dan harapan akan masa depan yang lebih sejahtera. (Red)