
BERTAHUN TAHUN KOSONG AKHIRNYA KAPANEWON PATUK PUNYA PANEWU (CAMAT) DEFINITIF, BERIKUT PROFIL BARYONO BUANG PRASETYA
Gunungkidul TV – Di tengah sejuknya udara perbukitan Patuk, kini berdiri seorang pemimpin yang telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk masyarakat Gunungkidul.
Baryono Buang Prasetyo bukanlah nama asing di kalangan aparatur pemerintahan kabupaten ini. Setelah sukses menakhodai Kapanewon Purwosari, kini beliau resmi dipercaya oleh Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih untuk menjabat sebagai Panewu Patuk pada tahun 2025. Sebuah kata istilah pulang kampung karier yang sarat makna, mengingat sebagian besar perjalanan hidup dan pengabdiannya pernah berakar di wilayah ini.

Meniti Langkah dari Bawah: Dari Staf Hingga Panewu
Baryono memulai perjalanan kariernya sebagai Staf Pengadministrasi Umum di Kecamatan Tepus pada tahun 1993. Meski berawal dari posisi dasar, semangatnya untuk belajar dan bekerja keras membawanya naik satu per satu tangga birokrasi. Tahun 2001, ia dipercaya menjadi Staf Seksi Kesejahteraan Sosial di Kecamatan Patuk, wilayah yang kelak menjadi bagian penting dalam jejak panjang kariernya.
Ketekunan dan dedikasinya mulai terlihat kala ia menjabat Kasubbag Umum Sekretariat Kecamatan Patuk di tahun 2012, lalu naik menjadi Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Patuk di tahun 2014. Baryono dikenal sebagai sosok yang ramah, komunikatif, dan dekat dengan warga. Karakter ini pula yang membuatnya dipercaya memimpin di level yang lebih tinggi, yakni sebagai Panewu Anom Kapanewon Gedangsari di tahun 2018 dan Panewu Anom Kapanewon Wonosari di tahun 2023.
Tak berhenti di situ, di tahun yang sama ia juga sempat mengemban tugas sebagai Kepala Bidang Perpustakaan pada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Gunungkidul, sebelum akhirnya pada April 2024, ia diamanahi jabatan sebagai Panewu di Kapanewon Purwosari. Kini, pada tahun 2025, roda pengabdian itu membawanya kembali ke Patuk kali ini sebagai pemimpin tertinggi kapanewon, membawa semangat baru untuk wilayah yang dulu menjadi tempat awal ia berjuang.
Bekal Ilmu dan Integritas
Baryono menempuh pendidikan dasar di SD BOPKRI Padangan di tahun 1979–1984, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Tepus di tahun 1985–1987 dan SMA Negeri 1 Wonosari di tahun 1988–1990. Dorongan untuk terus belajar membuatnya melanjutkan studi di STISIPOL Kartika Bangsa, mengambil Ilmu Sosiologi (S1) dan menamatkannya pada tahun 2000. Dua dekade kemudian, ia meraih gelar Magister Ilmu Pemerintahan (S2) di STPMD APMD Yogyakarta pada tahun 2020 langkah yang menunjukkan bahwa pendidikan baginya bukan sekadar formalitas, melainkan bekal untuk pelayanan publik yang lebih berkualitas.
Menempa Diri Lewat Beragam Diklat
Dalam perjalanan kariernya, Baryono aktif menimba pengalaman dan wawasan melalui berbagai diklat, di antaranya Diklat Prajabatan Tk. II (Pemprov DIY pada tahun 1994), Diklat Jurnalistik (UPT Kantor Diklat Gunungkidul pada tahun 2003), dan Diklat Kepemimpinan Tk. IV (Bandiklat DIY pada tahun 2012). Pengalaman-pengalaman tersebut membentuk gaya kepemimpinannya yang matang, terbuka, dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Apresiasi atas Pengabdian
Sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan loyalitasnya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Baryono menerima Satya Lencana Karya Satya, tanda jasa dari pemerintah bagi ASN yang telah mengabdi dengan penuh integritas.
Pemimpin yang Dekat dan Membumi
Di mata rekan kerja dan masyarakat, Baryono dikenal sebagai figur yang membumi dan penuh empati. Ia tidak segan turun langsung ke lapangan, berdialog dengan warga, mendengar aspirasi mereka, dan memastikan pelayanan publik berjalan sesuai kebutuhan masyarakat.
Kini di Kapanewon Patuk, Baryono membawa visi untuk menjadikan kapanewon paling barat di Kabupaten Gunungkidul ini sebagai wilayah yang tumbuh berkelanjutan dengan potensi lokal yang terangkat, baik dari sektor ekonomi kreatif, pertanian, maupun pariwisata.

Mengabdi dengan Hati
Baryono Buang Prasetyo adalah cerminan aparatur sipil negara yang tidak hanya bekerja karena kewajiban, tetapi karena panggilan hati untuk melayani. Dari seorang staf muda di awal 1990-an hingga kini menjadi Panewu Patuk, kisahnya menjadi inspirasi tentang ketekunan, loyalitas, dan pentingnya menjaga integritas dalam setiap langkah pengabdian.
Di setiap jabatan yang ia emban, Baryono meninggalkan jejak yang sama pengabdian yang tulus dan kepemimpinan yang menyejukkan, selaras dengan semangat Gunungkidul yang terus tumbuh menuju masa depan yang lebih cerah. (Red/disarikan dari berbagai sumber)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.