BUPATI GUNUNGKIDUL ENDAH SUBEKTI RESMI PIMPIN MABICAB PRAMUKA, DORONG OPD AKTIF DI SATUAN KARYA

Gunungkidul TV – Suasana khidmat namun penuh semangat menyelimuti Bangsal Sewokoprojo, Senin pagi (11/8/2025). Di bawah tatapan para tamu undangan, GKR Mangkubumi selaku Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka DIY secara resmi melantik jajaran Majelis Pembimbing Cabang (Mabicab) Gerakan Pramuka Gunungkidul Masa Bakti 2023–2028 Pergantian Antar Waktu (PAW). Momen itu menjadi istimewa karena Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, kini memegang tampuk sebagai Ketua Mabicab, didampingi para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang turut dilantik sebagai anggota.

Dalam sambutannya, Bupati Endah menegaskan bahwa Gerakan Pramuka bukan sekadar aktivitas berkemah atau baris-berbaris, melainkan sekolah kehidupan yang menanamkan nilai kejujuran, disiplin, gotong royong, cinta tanah air, dan kemandirian. “Di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks, karakter kuat adalah kunci membangun daerah dan bangsa,” tegasnya.

Tak ingin pelantikan ini berhenti di seremonial, Bupati langsung menggulirkan langkah nyata. Ia mendorong setiap OPD aktif dalam kegiatan kepramukaan melalui masing-masing Satuan Karya (Saka) yang relevan. Bahkan, ia menggagas gerakan penggunaan seragam Pramuka setiap tanggal 14 di seluruh OPD, Kapanewon, dan sekolah sebagai bentuk dukungan moral yang merata. “Kita mulai secara bertahap, tapi pasti,” ujarnya penuh optimisme.

GKR Mangkubumi dalam arahannya mengajak semua pihak melihat anak muda bukan dari perilaku luar semata. “Mereka bukan nakal, sering kali hanya kurang kegiatan. Justru mereka cerdas dan inovatif, kita yang harus hadir di waktu luang mereka,” pesannya. Ia menekankan pentingnya memberi ruang aktivitas produktif, mulai dari malam hari hingga akhir pekan, agar potensi anak muda tersalurkan ke arah positif.

Dalam konteks global, GKR Mangkubumi memaparkan program-program dari WOSM (World Organization of the Scout Movement), seperti Messenger of Peace yang menanamkan nilai perdamaian dan keberlanjutan, gerakan peduli lingkungan, serta Ticket to Life (TTL) yang membina anak-anak dari latar belakang rentan. TTL yang semula untuk anak jalanan kini diperluas bagi siapa saja yang belum aktif berorganisasi. “Gunakan HP/Smartphone untuk kegiatan positif. Kalau bingung, hubungi lurah atau dukuh, atau langsung ikut Pramuka. Bisa masuk Saka Lingkungan, jadi aktivis, atau wirausaha muda. Semua bisa diarahkan,” katanya.

GKR Mangkubumi juga menaruh harapan besar pada Saka Wirausaha yang telah berjalan tiga tahun di DIY. Dengan dukungan Dinas Koperasi dan UMKM, ia ingin Gunungkidul menjadi pelopor pengembangan wirausaha muda berbasis kepramukaan. Bahkan, ia menuturkan bahwa WOSM di bawah kepemimpinan Raja Swedia memberikan dukungan dana meski terbatas, yang dapat memicu gerakan lokal yang kreatif.

Menutup acara, Ketua Kwarda DIY menepis anggapan bahwa Pramuka itu kuno. “Kemah itu bukan sekadar tidur di tenda, tapi belajar hidup mandiri, membangun solidaritas, dan toleransi. Bekal ini yang akan mereka bawa sepanjang hidup,” pungkasnya.

Pelantikan Mabicab kali ini bukan hanya menandai pergantian pengurus, tetapi juga menjadi titik tolak semangat baru. Pramuka Gunungkidul kini berdiri tegak sebagai pilar pembinaan karakter generasi muda siap membentuk pribadi tangguh yang mampu menjawab tantangan zaman, dengan kolaborasi pemerintah, masyarakat, dan dunia kepramukaan yang semakin erat. (Red)

__Terbit pada
Agustus 11, 2025
__Kategori
News