GENTA NUSANTARA IV GUNUNGKIDUL 2025 AKAN DIMULAI BESOK, HARI PERTAMA HINGGA KEDUA: PANGGUNG BUDAYA YANG MENGHIDUPKAN KELUHURAN NUSANTARA

Gunungkidul TV – Kawasan selatan Yogyakarta kembali menjadi pusat perhatian nasional. Mulai besok Jumat (5/12/2025), ratusan seniman, budayawan, pelajar, hingga penampil lintas daerah berkumpul dalam gelaran akbar Genta Nusantara IV Gunungkidul 2025.

Perayaan budaya yang memasuki tahun keempat ini menghadirkan nuansa berbeda: lebih intim, lebih khidmat, sekaligus lebih meriah. Semua berpadu dalam sebuah rangkaian kegiatan selama tiga hari yang dirancang untuk merawat nilai budaya, memperkuat jati diri bangsa, dan mempertemukan para pelaku seni dari berbagai penjuru Nusantara.

Ruwatan Panggung: Membuka Hari dengan Kebijaksanaan Jawa

Hari pertama dimulai dengan pembacaan Sastra Mantra oleh Mas Bambang Singgih disertai rute ritual yang dipandu Romo Bambang Singgih. Lembaga Kebudayaan Jawa Sekar Pangawikan menghadirkan suasana lirih, penuh penghormatan pada tradisi leluhur. Dalam 30 menit yang sunyi namun sarat makna, peserta akan diajak memasuki ruang batin Jawa yang lembut sebuah pembuka yang mengingatkan bahwa seni bukan hanya hiburan, tetapi juga laku spiritual.

Usai ruwatan para peserta beranjak ke Temu Budaya IV Genta Nusantara, forum rutin yang menjadi ruang diskusi antar seniman dan pekerja budaya. Momentum ini menjadi ajang bertukar gagasan tentang arah kelestarian budaya Nusantara di era modern.

Pelantikan GPPMP hingga Koordinasi Jelang Pembukaan

Menjelang siang hingga sore, kegiatan berlanjut dengan Pelantikan DPC Gerakan Penerus Perjuangan Merah Putih (GPPMP) Gunungkidul. Momen ini menegaskan bahwa semangat kebangsaan dan kebudayaan berjalan beriringan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan karakter generasi muda.

Menjelang petang, panitia mulai disibukkan dengan koordinasi akhir persiapan pembukaan Genta Nusantara. Semua detail dipastikan rapi: panggung, musik, penerimaan tamu, hingga penempatan ratusan peserta dari berbagai komunitas seni.

Direncanakan Bupati Akan Memberikan Sambutan, Gamelan Menggema Malam Budaya Dimulai

Direncanakan tepat pukul 18.15 WIB, suara gamelan dari SD BOPKRI dan irama angklung SD BOPKRI 2 akan mengalun lembut. Derap langkah tamu undangan disambut harmoni instrumen tradisional, sementara seluruh peserta sudah berdiri di posisi masing-masing menciptakan suasana penyambutan yang hangat, santun, sekaligus megah.

Malam budaya direncanakan akan dibuka dengan Tari Sekar Pudyastuti dari Komunitas Seni Nirbaya, sebelum dilanjutkan seremoni pembukaan yang berlangsung hikmat dan penuh apresiasi.

Primbon dari Bali: Satyam Sivam Sundaram

Salah satu penampilan paling memukau malam pertama akan datang dari Perkumpulan Sastra Widya Sabha (Badung, Bali) dengan karya Satyam Sivam Sundaram. Pertunjukan memadukan unsur sastra, tari, hingga teater simbolik yang mengeksplorasi nilai kebenaran, kesucian, dan keindahan. Selama satu jam, penonton tersihir oleh ekspresi para penari dan makna filosofis yang mereka bawa dari Tanah Dewata.

Kegiatan hari pertama ditutup dengan sesi dokumentasi dan evaluasi internal untuk penyelenggaraan hari kedua dan ketiga.

Hari Kedua: Maraton Seni Tanpa Henti dari Pagi Hingga Malam

Sabtu (6/12/2025) di hari kedua Genta Nusantara kembali berdenyut akan dimulai pukul 08.00 pagi. Panggung utama berubah menjadi arena maraton seni dengan puluhan penampilan dari sanggar-sanggar lokal Gunungkidul, daerah tetangga, hingga luar provinsi.

Pagi yang Berwarna: Sanggar Lokal Unjuk Kreativitas

Tari Rampak, Robyong, Kupu-kupu, Gambyong Pareanom, Yapong, hingga berbagai karya eksperimental seperti Flashmob Seblak Sampur dan Flashmob Reog Keprajuritan Gunungkidul mewarnai panggung. Penonton baik wisatawan maupun warga setempat akan disuguhi ragam ekspresi budaya yang meledak-ledak dalam warna dan gerak.

Sanggar Sekar Melati dan Sanggar Prapanca tampil dominan dengan rangkaian karya yang memadukan tari tradisi dan kontemporer, memperlihatkan kekayaan kreativitas generasi muda Gunungkidul.

Siang hingga Sore: Lintas Daerah Menggoyang Panggung

Memasuki siang, panggung kedatangan tamu-tamu istimewa: Sanggar Kanagewa dari Wonogiri dengan tari kolosal yang energi. Sanggar Mulya Bhakti Cirebon dengan kekuatan karakter tari topen, Sanggar dari Wonosobo dengan Wayang Bundeng Gepuk yang unik dan jenaka

Suasana panggung akan semakin ramai, namun tetap tertata, mencerminkan kerja keras panitia dan kerjasama lintas komunitas.

Malam Hari: Parade Nusantara & Bincang Budaya

Usai istirahat dan salat Isya, malam kedua akan dimulai dengan penampilan penari muda dari SMPN 1 Pinrang, Sulawesi Selatan. Lalu bergiliran tampil ISI Solo, Sanggar Saraswati Klaten, dan Sanggar Mulya Bhakti Indramayu yang menyuguhkan estetika tari pesisir Jawa Barat.

Puncak malam kedua adalah Bincang-Bincang Budaya Genta Nusantara, menghadirkan I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn., penggagas Genta Nusantara. Diskusi ini membedah visi Keluhuran Nusantara dan misi Mencintai Budaya, Memperkuat Jati Diri Bangsa. “Genta bukan hanya festival. Ini adalah ajakan untuk mengenali diri lewat budaya,” ujarnya dalam sesi dialog yang berlangsung akrab. Malam ditutup dengan sesi silaturahmi seniman dan karaoke lagu-lagu daerah yang membuat suasana semakin guyub.

Genta Nusantara 2025: Ruang Menyala bagi Kebudayaan

Dua hari pertama Genta Nusantara IV Gunungkidul 2025 akan membuktikan bahwa budaya bukan sekadar pertunjukan, melainkan ruang bertemu, belajar, dan merawat jati diri. Gunungkidul, dengan keramahannya, menjadi rumah bagi perjumpaan lintas budaya yang berakar pada keluhuran Nusantara. Gelaran berlanjut hingga penutupan di Pantai Krakal dan publik sudah menanti kejutan berikutnya. (Red)

__Terbit pada
Desember 4, 2025
__Kategori
News