
KARANGTARUNA GUNUNGKIDUL, SUARA PEMUDA DALAM FORUM KOMUNIKASI SOSIAL ORMAS DAN PARTAI POLITIK
Gunungkidul TV – Suasana Rabu pagi, 3 September 2025, di RM Warung Simbok, Jl. Wonosari – Yogyakarta Km. 5, Playen, terasa berbeda. Deretan kursi tertata rapi, dan aroma kopi hangat bercampur dengan semangat dialog yang hendak digelar. Di sinilah berlangsung Forum Komunikasi Sosial Organisasi Kemasyarakatan dan Partai Politik, sebuah ruang penting untuk menyatukan gagasan demi menjaga harmoni di tengah masyarakat.
Acara yang dimulai pukul 10.00 WIB ini menghadirkan beragam elemen masyarakat dari tokoh agama, perwakilan partai politik, organisasi masyarakat, hingga kalangan muda. Hadir pula sejumlah narasumber utama, seperti Kapolres Gunungkidul, Sekda Gunungkidul, Dandim Gunungkidul, serta Kepala Kesbangpol Gunungkidul, yang menekankan pentingnya menjaga kondusifitas daerah di tengah maraknya aksi unjuk rasa yang belakangan berujung anarkis. “Kebebasan berpendapat adalah hak warga negara, tapi harus dijalankan dengan santun, tertib, dan tidak merusak,” begitu benang merah yang berulang kali ditegaskan dalam forum. Pesan ini menjadi refleksi bahwa demokrasi sejati bukan sekadar tentang bersuara, tetapi juga tentang menjaga kedamaian bersama.
Di antara deretan tamu undangan, kehadiran Karang Taruna Kabupaten Gunungkidul menjadi sorotan tersendiri. Sebagai representasi generasi muda, mereka hadir membawa semangat segar sebuah komitmen untuk menjadikan komunikasi sosial bukan hanya ajang formalitas, melainkan ruang produktif membangun harmoni antar elemen masyarakat. Bagi Karang Taruna, keterlibatan ini adalah wujud nyata peran pemuda dalam memperkuat nilai persatuan dan berkontribusi aktif terhadap pembangunan sosial di Bumi Handayani.
Tak hanya Karang Taruna, forum ini juga diwarnai kehadiran beragam organisasi strategis. Dari ranah keagamaan, hadir Pimpinan Daerah Muhammadiyah, PCNU, LDII, Shiddiqiyyah, Persekutuan Gereja Indonesia, Rayon Gereja Katolik, Parisada Hindu Dharma Indonesia, hingga Majelis Buddhayana Indonesia. Dari unsur kepemudaan dan sosial, tampak KNPI, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah, GP Anshor, KOKAM, BANSER, Pemuda Pancasila, hingga Senkom Mitra Polri. Sementara itu, hampir semua partai politik besar di Gunungkidul mengirimkan perwakilannya mulai dari PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, Demokrat, PAN, PKS, hingga Nasdem.
Forum lintas elemen ini menjadi gambaran miniatur kebhinnekaan. Di satu meja, mereka duduk berdampingan, menanggalkan sekat identitas, untuk kemudian menyamakan persepsi bagaimana menjaga Gunungkidul tetap rukun, aman, dan damai. Di tengah percakapan yang mengalir, terlihat jelas bahwa komunikasi sosial bukan sekadar jargon. Ia adalah pondasi yang meneguhkan demokrasi dan menguatkan kehidupan berbangsa. Kehadiran pemuda, ormas, partai, dan tokoh agama dalam satu forum membuktikan bahwa perbedaan bisa menjadi kekuatan, bukan sumber perpecahan.
Dengan begitu, forum ini bukan hanya agenda rutin, melainkan strategi kolektif untuk membangun Gunungkidul yang sejuk, ramah, dan penuh harapan sebuah rumah bersama di mana demokrasi berjalan berdampingan dengan persatuan. (Red)