TAK HANYA PEREMPUAN, GUNUNGKIDUL PERLU DIPAHAMI. MAU DARIMANA?
Gunungkidul TV – Banyak pendapat dari para pengamat, ekonom, pengusaha dan penjual proposal yang memandang Gunungkidul itu kering, gersang, miskin dan memiliki sumber daya manusia sebatas babu dan asisten rumah tangga dan lainnya.
Pendapat itu sungguh sangat menyinggung harga diri rakyat Gunungkidul, ungkapan dan fakta yang tidak seimbang ini menjadikan pendapat umum para pelaku makelar secara nasional, bahkan bisa terjadi kegiatan makelar kemiskinan itu dilakukan oleh putra Gunungkidul sendiri, kalau itu adalah fakta maka jahat benar si Anak Durhaka itu. Paradigma seperti itu sudah berlangsung lama bahkan Gunungkidul menjadi Obyek Eksploitasi, kekeringan dan kemiskinan yang stadium 4, mungkin para makelar itu segera Siuman dan menyesali? jawabannya adalah komitmen kembali ke alas integritas sosial.
Meneladani filosofi Mangkunegara yang tersohor dengan Tri Dharma Laksita yaitu mulat sariro hangrasa wani, rumongsa handarbeni lan melu hangrungkebi. Bahasa itu sederhana lugas tetapi sangat sarat dengan makna Integritas sosial dan kultural. Memandang Bumi alam dan manusia bukan sebagai obyek tetapi sebagai subjek perjuangan dan spirit hidup bermasyarakat dan bernegara. Maka untuk menjawab pertanyaan pada judul diatas, kita sebagai warga Gunungkidul tentu harus meluluhkan jiwa dan raga sebagai Subjek yang bergerak dan melangkah dari eksistensi Gunungkidul sebagai pusat peradaban masyarakat Mataram, yaitu memulai dari Alam dan budaya, sosio-kultural yang lestari di Gunungkidul, melakukan modernisasi dan demokratisasi harus tetap berpijak pada integritas sosio-kultural di Gunungkidul.
Kearifan lokal adalah modal utama seorang calon pemimpin Gunungkidul yang akan berhasil mewujudkan Gunungkidul makmur. Tanpa memahami kearifan lokal yang ada di Gunungkidul akan sulit melakukan perbaikan kesejahteraan masyarakat, karena membutuhkan kemampuan manjing ajor ajer, punjul ing apapak brojol ing akerep, memiliki tanggungjawab dan jiwa satria jinumput , memiliki intensitas handarbeni dan hangrungkebi bumi Gunungkidul.
Dan jika keteladanan paripurna itu dijadikan sesanti sebagai Ruh pemimpin Gunungkidul niscaya masyarakat Gunungkidul akan mendapatkan kesejahteraan yang paripurna secara, ekonomi,sosial kultural dan mampu hidup yang mandiri, demokrasi tak tergadaikan,suara tdk dijual belikan
Perenungan Sasmita kang nulis: Assoc. Prof. Dr. Supriyadi, M.Pd (Dosen UNS / Mantan Birokrat kabupaten Gunungkidul)