MENKO AHY: DARI TANAH TANDUS KE SUMBER KEHIDUPAN, GUNUNGKIDUL KINI MENGALIRKAN HARAPAN

Gunungkidul TV – Siang itu, sinar matahari menembus pepohonan di tepian embung, memantul di permukaan air yang jernih hingga menciptakan bias cahaya yang menenangkan. Di tempat yang dahulu dikenal gersang dan tandus ini, kini air mengalir deras menjadi simbol perubahan dan harapan baru bagi masyarakat Gunungkidul.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Dr. Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), tak kuasa menyembunyikan kekagumannya. “Kalau tadi kita melihat air yang mengalir dengan deras dan bersih, saya bisa melihat muka saya sendiri di atas air itu, saking bersihnya,” ujar AHY dengan nada kagum, disambut tepuk tangan masyarakat yang hadir.

Gunungkidul yang dulu dikenal sebagai daerah sulit air, kini mulai menegaskan identitas barunya sebagai wilayah yang mampu mengelola sumber daya air untuk menghidupi pertanian, pangan, dan kehidupan warganya. “Air sangat mendasar. Tanpa air, tidak ada kehidupan,” tegas AHY, mengingatkan makna mendalam dari tetes-tetes air yang kini menjadi nadi bagi kesejahteraan warga.

Lebih jauh, AHY menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur irigasi yang dinilai menjadi kunci kemajuan sektor pertanian di wilayah ini. “Dengan irigasi, hasil pertanian bisa meningkat, dari dua kali panen menjadi tiga kali panen setahun. Ini capaian yang luar biasa dan perlu terus diupayakan agar kesejahteraan petani meningkat dari waktu ke waktu,” jelasnya.

Tak hanya meninjau infrastruktur, AHY juga membawa kabar gembira bagi masyarakat. Dalam kunjungan tersebut, ia secara simbolis menyerahkan 128 sertifikat tanah kepada warga. Rinciannya, 25 sertifikat hak pakai untuk Pemerintah Provinsi DIY, tiga surat wakaf bagi pondok pesantren, dan 100 sertifikat hak milik untuk masyarakat. “Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara,” ujar AHY dengan nada tegas. “Sertifikat ini bukan sekadar kertas, tetapi jaminan kepastian hukum atas tanah yang Bapak Ibu miliki. Tolong dijaga baik-baik, jangan disalahgunakan. Negara telah menyatakan bahwa Bapak Ibu adalah pemegang hak atas tanah tersebut.”

Sore itu, suasana di pendopo terasa hangat bukan hanya karena sambutan masyarakat yang antusias, tetapi juga karena hadirnya harapan baru. Dari daerah yang dahulu dikenal kering dan tandus, Gunungkidul kini tumbuh menjadi simbol keberhasilan kolaborasi antara pemerintah dan rakyatnya.

Air yang dulu menjadi mimpi kini mengalir nyata, membawa kehidupan, kesejahteraan, dan kebanggaan bagi Bumi Handayani. (Red)

__Terbit pada
Oktober 9, 2025
__Kategori
News