MISTERI KETIDAKHADIRAN DUKUH SUMBERMULYO DI KIRAB BUDAYA KEPEK WONOSARI, SUARA WARGA YANG TAK PADAM

Gunungkidul TV – Kirab budaya dalam rangka semarak rasulan dan Hari Jadi ke-116 Kalurahan Kepek, Sabtu (30/8/2025), berlangsung meriah. Sembilan pedukuhan tampil rapi dengan iring-iringan barisan yang dipimpin para dukuhnya. Namun, ada satu pemandangan yang mencuri perhatian lensa kamera awak media barisan Pedukuhan Sumbermulyo berjalan tanpa sosok pemimpin di depan mereka.

Ketidakhadiran Dukuh Sumbermulyo, Doris Setyawan, memunculkan tanya di kalangan warga maupun penonton. Mengapa seorang pemimpin wilayah tidak hadir pada momen penting kebudayaan yang menyatukan masyarakatnya?

Jejak Lama yang Belum Tuntas

Bagi sebagian warga Kepek, misteri ini bukan hal baru. Sejak 2023, nama Dukuh Sumbermulyo memang kerap jadi sorotan. Kala itu, masyarakat sempat menggelar aksi penolakan terhadap kepemimpinannya. Isu moralitas dan sikap arogan disebut-sebut sebagai alasan mengapa masyarakat menolak kehadiran sang dukuh. “Sejak peristiwa itu, kegiatan masyarakat di Sumbermulyo tak lagi melibatkan dukuh. Itu bentuk sanksi sosial dari warga,” ungkap salah satu tokoh pedukuhan kepada awak media.

Dengan kata lain, ketidakhadiran Doris di kirab budaya tahun ini bukan sekadar kebetulan, melainkan bagian dari penegasan sikap warga yang sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.

Upaya Warga Menuntut Perubahan

Pertanyaan berikutnya: apakah persoalan ini tidak pernah sampai ke pemerintah? Rupanya, masyarakat sudah berulang kali menempuh jalur resmi. Mereka menghadap ke Lurah Kepek, Bambang Setiawan, hingga menyampaikan aspirasi ke Bupati Gunungkidul Indah Subekti Kuntariningsih serta Inspektorat.

Namun, hingga kini hasil yang diharapkan warga pemecatan Doris Setyawan dari jabatan dukuh belum juga terwujud. “Kalau sudah dua tahun tidak bisa menjalankan tugas, hanya terima gaji tanpa bekerja, itu kesalahan fatal. Kami sudah cukup bersabar,” tegas salah satu sesepuh Sumbermulyo.

Harapan kepada Pemerintah

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ketidakpercayaan warga terhadap pemimpinnya masih kuat. Warga menuntut ketegasan pemerintah untuk segera mengambil langkah. Mereka berharap Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama lurah Kepek dapat bersikap adil dan tegas. Bagi warga, kepemimpinan bukan sekadar jabatan, melainkan tanggung jawab moral dan sosial.

Lebih dari Sekadar Kirab

Kirab budaya HUT ke-116 Kalurahan Kepek yang seharusnya menjadi ajang kebersamaan, justru menyisakan catatan penting tentang relasi masyarakat dan pemimpin di tingkat lokal. Dari peristiwa ini, masyarakat belajar bahwa kepercayaan adalah fondasi utama kepemimpinan.

Warga Sumbermulyo mungkin tak lagi ditemani sosok dukuh di barisan kirab, tetapi langkah mereka tetap tegak. Sebuah simbol bahwa suara rakyat tidak boleh diabaikan, dan sejarah akan mencatat siapa yang berdiri bersama masyarakatnya. (Red)

__Terbit pada
September 1, 2025
__Kategori
News