
MUTIARA SENIN PAGI: INILAH LIMA PRINSIP HIDUP AGAR BAHAGIA, TENANG, DAN BERMAKNA
“Kebahagiaan bukan milik mereka yang hidup serba ada, tapi milik mereka yang pandai bersyukur, sabar, dan berhati lapang.“
Gunungkidul TV – Di tengah hiruk pikuk kehidupan yang tak jarang membuat manusia lupa akan esensi hidup yang sebenarnya, muncul secercah pencerahan dari kajian Mutiara Pagi. Kajian ini mengangkat tema sederhana, namun mendalam: Prinsip Hidup Agar Bahagia.
Lima pesan utama disampaikan, mengajak kita kembali menata hati, pikiran, dan langkah hidup.
1. Jangan Rakus: Lihatlah ke Bawah, Bukan Selalu ke Atas
Dalam urusan dunia, kita dianjurkan untuk mendahulukan orang lain. Bukan karena kita kurang layak, melainkan agar tumbuh rasa syukur di dalam hati. Ketika kita melihat orang yang kekurangan, kita diingatkan bahwa nikmat Allah sudah sangat besar.
Rasulullah ﷺ bersabda “Jika salah seorang di antara kalian melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan penampilan, maka lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pesan ini menohok kita di tengah budaya pamer dan membandingkan diri yang marak di media sosial hari ini. Bahagia tak datang dari memiliki lebih, tapi dari bersyukur atas yang ada.
2. Sabar: Ujian Adalah Gerbang Kebaikan
Hidup tidak selalu mulus. Tapi sabar bukan sekadar menahan emosi, melainkan sikap tenang yang lahir dari keyakinan bahwa Allah Maha Tahu apa yang terbaik. Kesabaran adalah investasi jangka panjang bagi jiwa. Setiap luka, kehilangan, dan kerugian, jika dihadapi dengan sabar dan prasangka baik, akan mendatangkan hikmah yang tak terduga. Allah tidak pernah membiarkan hamba-Nya berjuang sendirian.
3. Senang Saat Orang Lain Bahagia: Obat Hati dari Hasad
Bahagia tidak harus selalu datang dari keberhasilan pribadi. Ketika kita bisa ikut bahagia atas kebahagiaan orang lain, di situlah hati kita menjadi lapang.
Rasulullah ﷺ mengingatkan: “Tidak beriman salah seorang dari kalian sampai mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Iri hati hanya akan membakar jiwa perlahan. Sementara ikut bersyukur atas keberhasilan orang lain, adalah jalan menuju hati yang sehat dan damai.
4. Ucapkan Alhamdulillah dalam Setiap Keadaan
Syukur adalah kunci segala kemudahan. Bukan hanya saat bahagia, tapi juga ketika dirundung duka. Jika mendapatkan kabar baik, seorang mukmin mengucapkan: “Alhamdulillah alladzi bini’matihi tatimmush shalihat” yang artinya segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya sempurnalah segala kebaikan
Dan jika mendapat musibah, dia tetap berkata “Alhamdulillah ‘ala kulli hal” yang artinya Segala puji bagi Allah dalam seluruh keadaan. Dengan hati yang penuh syukur, langkah hidup terasa lebih ringan dan lapang.
5. Jangan Berutang Kecuali Terpaksa
Utang bukan hanya soal ekonomi, tapi juga soal ketenangan batin. Prinsip ini mengingatkan kita agar tidak mudah berutang kecuali dalam keadaan sangat mendesak. Dan jika terpaksa, pilihlah orang yang amanah, agar tidur tetap nyenyak dan hati tidak dihantui rasa bersalah. Dalam Islam, utang adalah perkara serius yang bisa memengaruhi akhirat seseorang. Maka, bijaklah dalam mengambil keputusan.
Lima prinsip ini mungkin terdengar sederhana. Tapi jika dipraktikkan, bisa menjadi fondasi kuat untuk hidup yang lebih tenang, bersih dari iri, dan penuh syukur. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk mengamalkannya, dan semoga Allah senantiasa membimbing kita menuju kebahagiaan yang hakiki. Wallahu a’lam bish-shawab.