
PEDULI KESEHATAN PEREMPUAN, RSI PDHI YOGYAKARTA GELAR PEMERIKSAAN DINI KANKER SERVIKS DAN PAYUDARA
Gunungkidul TV – Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI kembali menegaskan dedikasinya terhadap kesehatan perempuan dengan menggelar kegiatan Deteksi Dini Kanker Serviks dan Skrining Payudara Klinis (Sadanis) pada Selasa pagi (22/07/2025), bertempat di Gedung Pertemuan RSIY PDHI K.H. Sunardi Syahuri. Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 07.30 hingga 12.00 WIB.
Antusiasme masyarakat terlihat jelas. Sebanyak 75 peserta mengikuti pemeriksaan HPV DNA, sementara 78 lainnya menjalani skrining sadanis. Program ini menjadi langkah konkret dalam menghadapi kenyataan bahwa kanker serviks dan kanker payudara masih menjadi dua penyebab kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia. “Kegiatan ini merupakan wujud komitmen RSIY PDHI dalam memberikan pelayanan promotif dan preventif kepada masyarakat, khususnya kaum perempuan,” ujar Ns. Hj. Dwi Kurniawati Kepala Bagian Keperawatan RSIY PDHI.
Ia menekankan pentingnya deteksi dini agar masyarakat tidak menunggu hingga gejala muncul.
Dukungan pun datang dari berbagai pihak. Faridatun Nafiah perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, turut hadir dan memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. “Inisiatif seperti ini sangat membantu program pemerintah dalam pencegahan penyakit tidak menular. Terima kasih kepada RSIY PDHI yang telah ambil bagian dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu peserta pemeriksaan, dr. Sania, mengungkapkan rasa syukurnya. “Kegiatan ini sangat membantu, terutama bagi perempuan yang selama ini ragu atau malu untuk memeriksakan diri. Saya berharap kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan menjangkau lebih banyak lagi masyarakat,” ujarnya.
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DIY, Arif Sriyanto, mengungkapkan bahwa kegiatan skrining ini telah dilaksanakan sejak tahun 2024 sebagai bagian dari langkah preventif terhadap penyakit tidak menular. “Tahun lalu, kami menargetkan 1.500 sampel dan berhasil menjangkau 1.293 perempuan. Dari jumlah tersebut, ditemukan 10 kasus positif HPV, atau sekitar 1,23%,” jelas Arif.
Melihat pentingnya program ini dan tingginya partisipasi masyarakat, Dinas Kesehatan DIY menetapkan target yang jauh lebih besar untuk tahun 2025, yakni sekitar 8.000 peserta.
Target ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih luas terkait prevalensi HPV di kalangan perempuan serta menjadi dasar pengambilan kebijakan kesehatan masyarakat di masa mendatang. Menurut Arif, keberlanjutan kegiatan ini tidak hanya soal angka, tetapi lebih kepada kesadaran kolektif bahwa deteksi dini adalah kunci dalam menekan angka kematian akibat kanker serviks. “Kami ingin lebih banyak perempuan memiliki akses terhadap pemeriksaan ini. Harapannya, makin banyak kasus yang bisa ditangani sejak dini sebelum berkembang menjadi kanker,” tambahnya.
Langkah ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara pemerintah, rumah sakit, dan masyarakat sangat diperlukan demi menciptakan lingkungan yang sehat dan waspada terhadap ancaman penyakit serius seperti kanker serviks.
Melalui kegiatan ini, RSIY PDHI tak hanya memberikan layanan kesehatan, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk lebih sadar akan pentingnya pencegahan. Rumah sakit ini menegaskan bahwa mereka akan terus menghadirkan program-program serupa demi mendukung terciptanya masyarakat yang sehat secara menyeluruh.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.