
PERSIG GUNUNGKIDUL, JEJAK PANJANG SANG LASKAR HANDAYANI DI KANCAH SEPAKBOLA TANAH AIR
Gunungkidul TV – Kabupaten Gunungkidul tidak hanya dikenal dengan panorama alamnya yang memukau, pantai-pantai eksotis, serta gua yang menawan.
Di balik itu, kabupaten yang berada di sisi tenggara Daerah Istimewa Yogyakarta ini juga memiliki denyut semangat olahraga, khususnya sepak bola, yang terwakili melalui klub kebanggaan masyarakat bernama Persig Gunungkidul.
Awal Berdiri dan Identitas
Persig Gunungkidul lahir dari semangat masyarakat pecinta sepak bola lokal yang ingin memiliki wadah resmi untuk menyalurkan bakat dan kecintaan mereka terhadap si kulit bundar. Nama Persig merupakan singkatan dari Persatuan Sepakbola Indonesia Gunungkidul, yang mulai dikenal sejak era 1970-an hingga 1980-an, ketika sepak bola amatir di Indonesia berkembang melalui kompetisi antar daerah.

Berkostum hijau sebagai warna kebesaran yang melambangkan kesuburan dan harapan Persig menjadikan Stadion Gelora Handayani, Wonosari, sebagai markas utama. Julukan Laskar Handayani disematkan, merujuk pada semboyan daerah Gunungkidul, Handayani, yang berarti penuh daya dan memberi kekuatan.
Perjalanan di Kompetisi Nasional
Pada era Perserikatan hingga memasuki era Liga Indonesia, Persig Gunungkidul menjadi salah satu peserta kompetisi kasta bawah. Mereka lebih banyak berkiprah di level Liga 3 (dulu dikenal sebagai Divisi III atau Liga Nusantara). Meski belum mampu menembus level elit seperti Liga 1 atau Liga 2, keberadaan Persig tetap menjadi representasi semangat juang masyarakat Gunungkidul.
Kehadiran Persig juga menjadi sarana pembinaan talenta lokal. Banyak pemain muda Gunungkidul yang lahir dari kompetisi internal dan turnamen antarkampung, kemudian meniti karier melalui klub ini sebelum beranjak ke jenjang lebih tinggi.
Pasang Surut dan Tantangan
Seperti halnya klub daerah lain, Persig juga diwarnai pasang surut. Dari sisi finansial, klub ini kerap menghadapi keterbatasan anggaran. Dukungan masyarakat lokal, pemerintah daerah, hingga sponsor menjadi penopang agar klub tetap bisa eksis di kancah Liga 3. Namun semangat tak pernah padam. Setiap kali Persig berlaga, tribun Stadion Gelora Handayani selalu diramaikan suporter fanatik yang dengan bangga menyanyikan yel-yel kebanggaan, menyemangati para pemain untuk berjuang mengharumkan nama Gunungkidul.
Harapan ke Depan
Kini, di tengah geliat pembinaan sepak bola nasional yang semakin berkembang, Persig Gunungkidul bertekad melahirkan generasi emas sepak bola dari Bumi Handayani. Dengan fondasi pembinaan usia dini, kompetisi internal, serta dukungan masyarakat, harapannya Persig mampu bertransformasi menjadi klub yang lebih profesional. Impian terbesar tentu saja membawa Persig naik kasta dari Liga 3 menuju Liga 2 sehingga nama Gunungkidul semakin berkibar di kancah nasional. Tidak hanya sekadar menjadi peserta, tetapi juga mampu memberi kejutan dan prestasi yang membanggakan.
Jadi Persig Gunungkidul bukan sekadar klub sepak bola. Ia adalah simbol identitas, semangat, dan kebanggaan warga Gunungkidul yang ingin menunjukkan bahwa daerah ini punya daya, mampu bersaing, dan pantas diperhitungkan di pentas olahraga Indonesia.

Inilah Timeline Perjalanan Persig Gunungkidul
- 1970-an – 1980-an: Awal Kelahiran. Semangat pemuda Gunungkidul melahirkan klub daerah bernama Persig (Persatuan Sepakbola Indonesia Gunungkidul). Mulai aktif mengikuti turnamen sepak bola amatir tingkat DIY dan Jawa Tengah. Menjadikan Stadion Gelora Handayani, Wonosari, sebagai markas utama.
- 1990-an: Era Perserikatan dan Liga Indonesia. Persig tercatat ikut serta dalam kompetisi amatir nasional yang merupakan cikal bakal Liga Indonesia. Identitas tim semakin kuat dengan julukan Laskar Handayani. Klub ini menjadi wadah pembinaan pemain lokal dari turnamen antar kampung (tarkam) ke level resmi.
- 2000-an: Konsolidasi & Liga Amatir. Persig berkompetisi di Divisi III/Divisi II PSSI, yang kemudian dikenal sebagai Liga Nusantara. Meski belum menorehkan prestasi besar, keberadaan Persig menjaga eksistensi sepak bola Gunungkidul di tingkat regional. Dukungan masyarakat lokal semakin terasa, terutama dari generasi muda yang menjadikan Persig sebagai kebanggaan daerah.
- 2010 – 2014: Liga Nusantara. PSSI merestrukturisasi kompetisi, Persig tercatat sebagai peserta Liga Nusantara (cikal bakal Liga 3). Fokus utama klub adalah pembinaan pemain usia muda agar bisa bersaing di level DIY maupun nasional.
- 2015 – 2019: Era Liga 3. Persig resmi menjadi kontestan Liga 3 Zona DIY. Beberapa kali mampu menampilkan permainan menghibur meski tersandung di babak regional. Klub mulai mendapat sorotan lebih luas di media lokal sebagai simbol kebangkitan sepak bola Gunungkidul.
- 2020: Musim Pandemi COVID-19. Kompetisi sepak bola nasional terhenti, termasuk Liga 3. Aktivitas Persig sempat vakum, namun pembinaan pemain lokal tetap berjalan melalui turnamen internal dan latihan terbatas.
- 2021 – 2023: Kebangkitan Pasca Pandemi. Persig kembali berlaga di Liga 3 DIY. Klub mulai memperkuat manajemen dan mencari dukungan sponsor. Upaya pembinaan dilakukan lebih serius dengan melibatkan sekolah sepak bola (SSB) di Gunungkidul.
- 2024: Modernisasi Klub. Persig mulai melakukan branding ulang dengan dukungan pemerintah daerah. Pembenahan manajemen dilakukan agar klub lebih profesional, tidak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga membuka kerjasama dengan pihak swasta. Suporter lokal kian solid mendukung tim, menjadi bagian penting dalam identitas Laskar Handayani.
- 2025: Harapan Baru. Persig berambisi menembus babak nasional Liga 3 dan mengincar tiket promosi ke Liga 2. Fokus pada pembinaan pemain muda dari Gunungkidul agar bisa bersaing di level profesional. Stadion Gelora Handayani diharapkan menjadi pusat kegiatan olahraga modern dan markas yang membanggakan masyarakat Gunungkidul.
Dengan timeline ini, bisa terlihat bahwa perjalanan Persig Gunungkidul memang panjang, penuh pasang surut, namun tetap konsisten menjadi simbol sportivitas dan kebanggaan warga Bumi Handayani.
Disarikan dari berbagai sumber dan diolah kembali oleh Immawan Muhammad Arif (Redaksi Gunungkidul TV)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.