PROGRAM BINA-WARENG OLAH LIMBAH TEMBAKAU MENJADI BIOPESTISIDA ALAMI UNTUK PERTANIAN GUNUNGKIDUL BERKELANJUTAN

Gunungkidul TV – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi Institut Pertanian Bogor yang bertugas di wilayah Gunungkidul, Kapanewon Wonosari, Kalurahan Wareng kembali menunjukkan komitmennya dalam mendampingi dan memberdayakan masyarakat. Kali ini fokus utama tertuju pada penguatan potensi lokal melalui program inovatif bersama Kelompok Tani Tembakau Kalurahan Wareng.

Kalurahan Wareng dikenal sebagai salah satu sentra pertanian dan perkebunan tembakau yang telah diakui melalui Peraturan Daerah No.8 Tahun 2023. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2023 produktivitas tanaman tembakau di Kapanewon Wonosari tercatat sebesar 12,63 ton, menunjukkan tingkat hasil panen yang cukup tinggi di wilayah tersebut. Namun, residu limbah dari pengolahan tembakau terbuang begitu saja dan mencemari lingkungan sekitar.

Selain itu, petani di Kalurahan Wareng juga masih bergantung terhadap penggunaan pestisida kimia dalam budidaya tanaman tembakau. Ketergantungan tersebut berpotensi menimbulkan resistensi hama, pencemaran tanah, dan gangguan kesehatan. Dalam mengatasi permasalahan tersebut Mahasiswa IPB berinovasi menghadirkan sebuah program yang dinamai BiNa-Wareng. “Kami melihat potensi besar pada limbah tembakau. Kandungan nikotin dan senyawa aktif lain dalam tembakau ternyata memiliki sifat insektisida alami yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama tanaman” ujar Chesa selaku penanggungjawab program BiNa-Wareng.

BiNa-Wareng merupakan program kerja yang difokuskan pada pemanfaatan limbah tembakau dari hasil petani tembakau setempat untuk diolah menjadi biopestisida nabati yang ramah lingkungan. Program tersebut merupakan langkah positif dalam upaya pemanfaatan limbah tembakau menjadi produk biopestisida yang dapat digunakan bersama. Kegiatan BiNa-Wareng dilaksanakan di Balai Kalurahan Wareng yang dihadiri oleh 4 Kelompok Tani Tembakau pada Jumat, 4 Juli 2025. Kegiatan ini mendapatkan antusiasme tinggi dari m Kelompok Tani Tembakau.

Dalam pelaksanaan program, mahasiswa IPB memberikan sosialisasi dan praktik pelatihan mendalam mengenai teknik pembuatan biopestisida dari limbah tembakau. Para petani diajarkan langkah-langkah praktis mulai dari pengumpulan limbah, proses fermentasi dan ekstraksi, hingga formulasi biopestisida siap pakai. Demonstrasi langsung juga dilakukan untuk memastikan petani dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkan.

Limbah tembakau digunakan sebagai bahan utama pembuatan biopestisida nabati dikarenakan pada daun dan batang tembakau mengandung 28% dan 22% nikotin. Kandungan senyawa nikotin pada biopestisida berbasis limbah tembakau diketahui bekerja sebagai insektisida golongan IV yang bersifat racun yang mengakibatkan ketidakseimbangan sistem saraf dan otak sehingga memicu terjadinya gangguan kejang pada hama yang terpapar.

Dengan hadirnya program BiNa-Wareng, para petani menyambut antusias inovasi ini sebagai solusi nyata. “Kami jadi tahu kalau limbah tembakau ternyata bisa dimanfaatkan, bukan cuma dibuang” ujar Mbah Mido, salah satu anggota Kelompok Tani. Mahasiswa IPB pun berharap program ini dapat menjadi langkah awal dalam menciptakan pertanian tembakau yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di Kalurahan Wareng. (Red)

__Terbit pada
Juli 24, 2025
__Kategori
News