
SEMARAK HARI JADI KALURAHAN WILADEG GUNUNGKIDUL KE-96, DIADAKAN KEGIATAN BUDAYA RESIK KALI, KIRAB BUDAYA, HINGGA WAYANG KULIT
Gunungkidul TV – Pemerintah Kalurahan Wiladeg memperingati Hari Jadi ke-96 dengan menggelar serangkaian kegiatan adat dan budaya yang meriah selama dua hari yakni Kamis dan Jumat, 17–18 Juli 2025. Berbagai agenda disusun sebagai wujud syukur dan pelestarian nilai-nilai budaya lokal di tengah masyarakat.
Hari pertama, Kamis (17/07), kegiatan diawali dengan kenduri sumur bor yang dilaksanakan secara serentak di tiga padukuhan, yakni Wiladeg, Kenteng, dan Kayulawang. Tradisi kenduri ini menjadi simbol rasa syukur warga kepada Sang Pencipta terhadap sumber air bersih yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat.
Puncak perayaan berlangsung pada hari ini, Jumat (18/07/2025), dengan kirab budaya yang mengambil titik awal dari Balai Kalurahan Wiladeg menuju kawasan Umbul Banteng di Padukuhan Ngampar. Kirab akan diramaikan oleh iring-iringan Gunung Kupat dan aneka kesenian tradisional.
Sejumlah kelompok seni lokal dijadwalkan tampil, antara lain:
- Reog Mudha Budaya dari Padukuhan Kendalrejo
- Reog Mego Budoyo Putro dari Padukuhan Kenteng
- Jaranan Putra Manunggal dari Padukuhan Kerdon
- Sanggar Tari Prapanca
Pertunjukan kesenian akan berlangsung hingga menjelang pelaksanaan Sholat Jumat. Usai Ibadah Sholat Jumat, acara dilanjutkan dengan upacara adat bersih kali sebagai bentuk penghormatan terhadap alam dan sumber daya air. Masih di hari yang sama, sore harinya masyarakat akan menikmati kegiatan khas tradisional Mbelik Kerdon yang dipusatkan di Padukuhan Kerdon. Acara ini menjadi ajang kebersamaan warga sembari melestarikan permainan dan tradisi tempo dulu.
Sebagai penutup rangkaian Hari Jadi Kalurahan Wiladeg ke-96, malam harinya akan digelar pagelaran wayang kulit di Padukuhan Ngampar. Dalang Ki Warjiyo Hadi Prayitno akan memimpin pertunjukan wayang yang terbuka untuk umum, tidak hanya bagi warga Kalurahan Wiladeg, tetapi juga bagi masyarakat luas di Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merawat warisan budaya, mempererat persatuan warga, dan mengenalkan kekayaan tradisi kepada generasi muda.