Gunungkidul TV – Kontingen Kabupaten Gunungkidul akhirnya punya alasan besar untuk tersenyum lebar di ajang Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) IV DIY 2025. Jika pada edisi sebelumnya selalu menjadi penghuni papan bawah klasemen, kali ini kontingen Bumi Handayani justru melesat naik ke peringkat keempat, bahkan berhasil menyalip Kulon Progo yang selama ini kerap unggul di atas mereka.

Hasilnya sungguh membanggakan dengan 29 medali emas, 13 perak, dan 24 perunggu berhasil diboyong pulang, total 66 medali. Sebuah lompatan prestasi yang membuktikan bahwa kerja keras, konsistensi latihan, serta semangat juang para atlet difabel Gunungkidul tidak pernah sia-sia.

Di balik deretan angka itu tersimpan cerita inspiratif. Para atlet yang sehari-hari terbiasa menghadapi keterbatasan fisik, justru menunjukkan kekuatan luar biasa di arena pertandingan. Setiap lemparan, kayuhan, hingga pukulan mereka seakan jadi bukti bahwa mimpi bisa diwujudkan siapa pun yang berani berjuang.

Lebih dari sekadar prestasi, pencapaian ini juga menjadi momentum kebangkitan olahraga disabilitas di Gunungkidul. Semangat para atletnya mampu menular, memberi inspirasi bagi masyarakat luas, bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berprestasi.

Tak hanya pemerintah daerah dan NPC Gunungkidul yang bangga, masyarakat pun ikut larut dalam euforia kemenangan ini. Dari pelosok desa hingga pusat kota, kabar keberhasilan itu jadi bahan perbincangan hangat. Rasanya seperti hadiah manis setelah sekian lama menunggu Gunungkidul tampil percaya diri di ajang bergengsi tingkat DIY.

Kini, pertanyaannya bukan lagi apakah Gunungkidul bisa keluar dari posisi juru kunci, tetapi sejauh mana langkah besar ini akan terus dijaga. Dengan semangat yang sudah menyala, bukan tidak mungkin Peparda berikutnya akan menghadirkan kejutan lebih besar lagi. Gunungkidul sudah membuktikan satu hal dari pinggiran, bisa bangkit dan bersinar di tengah panggung utama. Untuk peringkat pertama diraih Kontingen Kabupaten Sleman dengan 62 emas, 74 perak, dan 69 perunggu. (Red)