
SUDAH TAK SESUAI ATURAN, BUPATI BANTUL: TPR PESISIR SELATAN BANTUL SIAP DIRELOKASI DENGAN KONSEP SATU GERBANG SEMUA PANTAI
Gunungkidul TV – Suasana kawasan pantai selatan Bantul sebentar lagi akan berubah. Di tengah semilir angin laut dan debur ombak, pemerintah Kabupaten Bantul bersiap menata ulang sistem retribusi wisata yang selama puluhan tahun dikeluhkan wisatawan.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih memastikan, Tempat Pemungutan Retribusi (TPR) di jalur-jalur pantai selatan akan segera direlokasi menyusul beroperasinya Jembatan Pandansimo yang membuka akses wisata baru ke deretan pantai eksotis di selatan. “Sudah puluhan tahun kami memasang TPR yang salah. Maka itu nanti segera kami pindah,” ujar Halim, Kamis (2/10/2025), mengingatkan bahwa selama ini TPR berdiri di jalan umum yang sejatinya tidak sesuai ketentuan.

Rencana besar ini bukan sekadar memindahkan pos retribusi. Pemkab Bantul mengusung konsep one gate for all, sistem satu pintu masuk yang memungkinkan wisatawan cukup membayar satu kali untuk menjelajahi seluruh destinasi pantai yang terhubung. “Dari pintu mana pun, itu bisa untuk mengunjungi seluruh objek wisata. Karena di tengahnya nanti akan ada jalan yang menghubungkan antar pantai,” imbuh Halim.
Bagi wisatawan, konsep ini berarti pengalaman berlibur yang lebih efisien dan nyaman. Tak ada lagi pungutan berkali-kali saat berpindah pantai, sehingga mereka bisa fokus menikmati keunikan masing-masing lokasi dari Samas hingga Parangtritis tanpa gangguan pos retribusi di setiap sudut.
Namun, jalan menuju perubahan ini tidak singkat. Pemerintah memerlukan anggaran besar untuk membangun infrastruktur penghubung, mulai dari Pantai Pandansimo hingga Parangtritis. Di sisi lain, keberadaan ’gang tikus’ alias pintu masuk kecil yang kerap menyebabkan kebocoran retribusi juga menjadi pekerjaan rumah tersendiri. “Retribusi ini bermanfaat untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan PAD akan kita kembalikan untuk masyarakat,” tegas Halim.
Saat ini Dinas Pariwisata Bantul telah melakukan kajian terkait lokasi baru TPR. Harapannya, tahun depan pos-pos baru yang lebih representatif sudah berdiri dan jalan penghubung antar pantai mulai dibangun. Meski sebagian besar lahan di kawasan pantai selatan adalah Sultan Ground, Halim menegaskan hal itu bukan masalah.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X telah menyetujui master plan pengembangan kawasan ekonomi khusus pariwisata di Pansela Bantul. “Sultan sudah merestui dan mengetahui master plan pengembangan pansela ini. Beberapa kali kami melakukan audiensi dan memaparkan master plan tersebut. Secara prinsip, Ngarso Dalem menyetujui,” jelasnya.
Rencana besar ini juga mencakup restorasi gumuk pasir dan penataan pantai agar tiap destinasi punya daya tarik berbeda. “Setiap pantai harus memiliki keunikan. Misalnya Pantai Samas harus berbeda dengan Pantai Goa Cemara,” ungkap Halim.
Dengan nilai proyek yang diperkirakan mencapai lebih dari Rp1 triliun, Pemkab Bantul tak hanya mengandalkan APBD, tetapi juga APBD DIY dan APBN. Meski membutuhkan waktu panjang, langkah ini diyakini akan membawa wajah baru pariwisata Bantul yang lebih tertata, berdaya saing, dan menguntungkan masyarakat.
Jika rencana ini terwujud, maka wisatawan tidak hanya disambut panorama pantai selatan yang memesona, tetapi juga sistem layanan yang lebih rapi, modern, dan ramah. Bantul sedang bersiap menuju babak baru: dari pantai yang indah menjadi kawasan wisata terpadu yang memberi pengalaman berbeda. (Red)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.