
FILOSOFI MAKNA LAMBANG PEMKAB GUNUNGKIDUL CERMIN KEARIFAN, SEMANGAT, DAN HARAPAN
Gunungkidul TV – Setiap lambang tak hanya sekadar gambar, melainkan juga bahasa simbol yang menyimpan cerita panjang tentang identitas, perjuangan, dan harapan sebuah daerah. Begitu pula dengan Lambang Daerah Kabupaten Gunungkidul yang secara resmi diatur dalam Perda Nomor 1 Tahun 1968.
Di balik garis, warna, dan bentuk yang terpahat di dalamnya, tersimpan makna filosofis yang mendalam tentang karakter dan semangat masyarakat Gunungkidul. Perisai menjadi dasar lambang, melambangkan perlindungan diri dan keteguhan dalam menghadapi berbagai tantangan. Di atasnya, bintang emas bersudut lima berdiri megah sebagai pengingat akan keagungan Tuhan Yang Maha Esa sumber segala kehidupan.
Sosok pohon beringin menjulang gagah di tengah lambang. Akar yang menghunjam lima cabang melambangkan pijakan kokoh pada Pancasila, sedangkan tiga cabangnya menggambarkan kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Uniknya, delapan sulur akar angin yang menjuntai seolah tangan yang terulur, tanda keterbukaan pemerintah mengajak rakyat ikut serta dalam pengawasan dan pembangunan bersama. Di sisi lain, sebuah roda bergigi berwarna perak menjadi simbol kerja keras masyarakat Gunungkidul yang terus membangun dengan kesucian lahir dan batin. Sementara itu, busur panah merah putih mengisyaratkan kegigihan rakyat melawan segala hambatan demi persatuan dan pembangunan. Tak lupa, kekayaan alam ikut diabadikan. Setangkai daun ketela pohon menegaskan singkong sebagai hasil produksi utama, sedangkan burung lawet hitam melambangkan ketangguhan masyarakat di tanah tandus sekaligus sumber daya bernilai tinggi dari sarangnya. Ada pula keris luk lima dapur Pandawa berwarna emas, lambang senjata ampuh yang mencerminkan kebijaksanaan para pemimpin dalam menempuh jalan penuh tantangan.
Lambang ini juga menampilkan delapan bukit yang mengingatkan akan lanskap khas Gunungkidul yang berbukit-bukit. Delapan bukit itu bukan sekadar hiasan, melainkan penanda Hasta Dharma delapan nilai luhur mulai dari pengayoman, keteguhan, hingga keberanian menegakkan keadilan. Sebagai harapan akan kesejahteraan, setangkai padi berisi lima butir emas dan kapas berbunga empat dengan delapan daun dihadirkan, mewakili cita-cita kemakmuran pangan dan sandang masyarakat.
Sementara itu, gelombang laut berjumlah 17 menggambarkan samudra luas di selatan Gunungkidul, kaya akan hasil laut termasuk rumput laut cokelat yang menjadi komoditas andalan. Semua itu dipersatukan oleh sebuah pita kuning bertuliskan GUNUNGKIDUL sebuah identitas yang menegaskan kebanggaan daerah. Warna-warna yang melekat di setiap detail lambang pun menyampaikan pesan: kuning emas untuk keluhuran, hijau untuk harapan, biru untuk kesetiaan, hitam untuk keteguhan, merah untuk keberanian, putih untuk kesucian, dan cokelat untuk kekokohan.
Lambang ini bukan sekadar ornamen di dinding kantor pemerintah atau sampul dokumen resmi. Ia adalah cermin jiwa masyarakat Gunungkidul tangguh di tanah tandus, teguh menghadapi rintangan, dan penuh harapan menatap masa depan. (Red/Disarikan dari berbagai sumber)
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.